Logika itu langka_kutipan dari film_
Mengapa bayi yang lahir  dulu kepala dari kaki?_anymous_
Pembuka Kata
Kesimpulan, jawaban atau keputusan yang dibuat seseorang biasanya hasil dari akal, pengalaman dari apa yang dilihat dan dialami, emosi bisa berbentuk dendam, amarah, sedih dan kecewa. Yang terjadi kemudian kesalahpahaman, penyesalan dan berat sebelah terjadi. Lalu bagaimana cara  mengurangi kesalahan berpikir sehingga kesimpulan, jawaban, atau keputusan yang dibuat sedapat mungkin pasti benar.
Jalan Pikiran Manusia
Berpikir dapat dimengerti dengan membuat kesimpulan, memberikan jawaban, mengambil keputusan terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Contoh, ketika Roy memakai baju berwarna pink dan kita langsung menyimpulkan bahwa "Roy memakai baju berwarna pink."
Juga berpikir dapat berarti menggabungkan antara satu ide dengan ide yang lainnya sehinga menghasilkan kesimpulan, jawaban, atau keputusan. Kesimpulan yang dibuat "Roy memakai baju berwarna pink" merupakan gabungan ide dari Roy digabung baju digabung lagi warna pink jadilah gabungan "Roy memakai baju warna pink." Â
Setiap orang memiliki jalan pikiran yang terdiri dari kesimpulan, alasan dan hubungan (yang merupakan gabungan dari kesimpulan dan alasan) kala melihat atau mengalami suatu peristiwa tapi membunuh analisa.
Contoh di sebuah kelas yang terdiri 20-an orang murid ada yang bernama Sinta, Roy, Simon, Taryo, dan Tarni. Di suatu hari Sinta berbelanja membeli cabe di Pasar Sore dan bertemu Roy yang juga berbelanja. Kala berbelanja Sinta dan Roy berjalan beriringan (kan teman satu kelas) dan peristiwa ini dilihat oleh Simon yang kebetulan juga menemani Ibu berbelanja.
Sebab melihat peristiwa itu maka Simon membuat kesimpulan bahwa Sinta dan Roy pacaran. Alasan karena berjalan berdua beriringan di Pasar Sore. Hubungannnya Roy dan Sinta berpacaran karena berjalan beriringan di Pasar Sore. Oleh Simon peristiwa itu disampaikan ke Taryo dan Tarni kemudian terjadilah gosip di sekolah.
Kita jarang menggunakan bahkan membunuh analisa sebagai alat uji dalam jalan pikiran yang terus berjalan. Jikalah dilakukan analisa sebagai uji jalan pikiran maka ia akan menguraikan dengan pertanyaan-pertanyaan, apakah kesimpulan itu benar?
Kesimpulan itu salah karena mereka bertemu secara tiba-tiba di Pasar Sore. Apakah alasan itu tepat? Belum tentu karena orang yang jalan beriringan belum dapat dikatakan berpacaran. Apakah hubungan itu logis? Kesimpulan dan alasan tidak logis.
Membunuh Analisa
Ketika membunuh analisa atau jarang melakukan analisa sebagai alat untuk menguji jalan pikiran (yang terdiri dari kesimpulan, alasan dan hubungan) maka biasanya kesimpulan, jawaban atau keputusan yang dibuat berdasarkan akal, pengalaman, emosi kemudian yang berakibat kepada ketimpangan dan berat sebelahnya suatu keputusan, kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, penyesalan yang terlambat datangnya.
Uji jalan pikiran dengan melakukan analisa bertujuan memperoleh kesimpulan, jawaban atau keputusan yang sedapat mungkin pasti benar sehingga keobjektifan (kebenaran yang diterima semua pihak) terjadi. Semoga.
Jamal Rahmat (JR)
Curup
29.01.2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H