Â
_Hidup ketergantungan total kepada Allah_
2015. Ketika malam, pukul 02.30 WIB istri menelepon memberitahukan anak sakit dan dibawa ke rumah sakit. Sampai pagi mata sulit diajak tertidur walaupun akhirnya juga tertidur.
Paginya sampai pukul 11.30 mengajar. Pesan mobil travel lalu pulang. Menjenguk anak sakit di Padang. Kurang lebih 3-4 kali sudah pulang mendadak untuk melihat sakit anak. Saya tidak bisa menerka apa yang dirasakan sang anak saat sakit dan mendadak saya pulang. Itu akan saya tanyakan setelah ia besar nanti.
Oh ya, anak saya berumur 2 tahu 40 hari kala itu-sekarang sudah 6,5 tahun- namanya Adib Farabi Eljami, istri bernama Yesfi Mira Andria. Pastinya, setiap orangtua ada maksud dan tujuan kenapa anaknya diberi nama itu dan bukan nama ini.
Adib, bebas nantinya memilih apa tujuan hidupnya. Kalau boleh harap dipinta, Ia menjadi penulis yang memadukan filsafat Islam dengan sastra. Nama Adib dapat bermakna sang sastrawan atau budayawan sedangkan Farabi merupakan filosof Islam yang memperkenalkan teori politik Islam yaitu "kota utama", emanasi-penciptaan terjadinya alam semesta melalui teori pancaran, dan musikus sedangkan Eljami gabungan nama Jamal dan Mira. Amin. Â
Setiap manusia sejatinya selalu melakukan perjalanan pulang, kembali ke sumber, kembali ke asal. Baik perjalanan pulang dari kerja, atau bagi sopir yang sedang saya naiki mobilnya juga sedang mengadakan perjalanan atau ketika lebaran Idul Fitri perjalanan pulang atau mudik.
Berbeda orang tentunya berbeda pula tujuan perjalanan. Acapkali perjalanan yang dilakukan dimaknai perjalanan pisik. Berhenti di jasad yang melakukan dengan seluruh anggota badan. Jarang, perjalanan dimaknai dengan perjalanan pikiran apalagi perjalanan ruhani dengan ruh sebagai intinya.
Pulangnya saya kali ini agak berbeda. Biasanya saya pulang ke Batusangkar sekarang tidak lagi. Istri sudah pindah kerja ke Padang. Nama tempat tinggal mertua di Kelurahan Bukit Gado-Gado, Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Propinsi Sumatera Barat.Â
Jika saudara-saudara berada di kota Padang atau berkunjung ke kota Padang dan berekreasi di Jembatan Siti Nurbaya sambil makan jagung bakar, pisang panggang maka lihatlah ada bukit di belakang jembatan tersebut dengan rumah penduduknya itulah Bukit Gado-Gado.