Ketiga. Perpustakaan berperan penting untuk tumbuh dan kembang minat baca.Â
Dapatlah dikatakan perpustakaan menjadi rumah kedua bagi mereka. Perpustakaan yang mereka kunjungi bukanlah perpustakaan yang berisikan buku-buku serius saja tapi perpustakaan yang juga menyediakan cerita pendek, novel, majalah sastra, puisi. Dan buku sastra yang mereka baca itu menimbulkan minat untuk menulis.
"Pada masa awal kemerdekaan, di desa saya pun dibuka perpustakaan. Kebanyakan bukunya terbitan balai pustaka... ketika saya duduk di kelas tertinggi SD inilah saya menikmati buku-buku bacaan seperti: Sepanjang Jalan Raya, Dua Saudara di Padang Salju, Tanah Rusia, Si Samin dan lain-lain." (halaman 95).
Di tempat mana saja dan bertemu siapa saja mereka berdiskusi/bercerita baik itu di kedai kopi, pinggiran jalan, di pasar dan beberapa cerita yang menarik dapat mereka jadikan untuk sumber menulis cerpen, novel, opini, artikel dan essai.
Tulis Nh. Dini, "Munculnya pikiran atau ide disebabkan biasanya disebabkan karena panca indera. Saya banyak sekali mengamati dan mendengarkan kejadian di lingkungan saya...semua yang saya tulis saya angkat dari kehidupan sebenarnya." (halaman 113).
Kelima. Imajinasi dan kepekaan tinggi.Â
Setiap orang di dalam dirinya memiliki imajinasi tapi tingkatnya berbeda-beda. Ada yang rendah, sedang dan tinggi.
Budi Darma menuliskan, "Kepekaan saya tumbuh dengan sendirinya dan makin menjadi tajam pada saat-saat saya getol menulis. Pada saat-saat seperti ini imajinasi saya berkelejatan datang tanpa saya minta". (halaman 128).
Sebagaimana yang dituliskan oleh Arswendo Atmowiloto "Kata orang, saya subur menulis. Saya kira ini karena saya tidak mempunyai kegiatan lain kecuali menulis, membaca, mendengar dan mencari pengalaman. Ketika menulis novel The Circus (1977) misalnya, saya tidak sekedar mendengar saja. Tetapi saya ikut rombongan sirkus keliling" (halaman 183).
Tulisnya lagi dihalaman yang sama "Novel saya yang pertama Bayang-bayang Baur (1976), juga mengenai keadaan sekitar yang saya geluti waktu itu. Yakni sebagai wartawan yang melihat kebusukan dan pemalsuan berita.
Moga berkenan di hati dan bermanfaat.Â
JR | Curup | 03.05.2019.
Taman Bacaan
- Pamusuk Eneste, editor. Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang. PT. Gramedia. Jakarta. 1983.
- Hernowo Hasim. Main-main dengan Teks Sembari Mengasah Kecerdasan Emosi. Kaifa. Bandung. 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H