Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sindhunata, Wartawan Humanis

30 Mei 2019   17:38 Diperbarui: 30 Mei 2019   17:57 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: dok @warungarsip)

Gaya feature yang memikat dan mendalam Sindhunata mampu menggugah para pembaca untuk menaruh empati dan simpati terhadap orang-orang yang terpuruk, tertinggal dan terpinggirkan dalam masyarakat bahkan tentang penderitaan rakyat kecil yang dituliskannya menyebabkan beberapa pembaca Kompas tergerak hati dan tangan untuk langsung memberikan bantuan.

Terhadap pilihan di jalan featured humanis, Sindhunata mengatakan bahwa wartawan dalam menjalankan profesinya harus berani menentukan pilihan  berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam Bab Lima buku ini, Si Buntung Pulang Kampung, Sindhunata membuktikan bahwa pilihan terhadap prinsip tersebut bukan hanya pada sebatas reportase dalam surat kabar, tetapi sungguh dilakoni dalam keseharian. (Sindhunata, 2006: viii).

Ketika membantu Arjo memperoleh hak-haknya sebagai korban kecelakaan lalu lintas dengan menuliskannya kejadiannya di Kompas dan kemudian mendatangi kantor polisi setempat untuk mengusut tuntas dan setelah Arjo menerimana santunan bahkan bantuan dari pembaca Koran Kompas, Sindhunata hanya meminta agar dirinya diakui Arjo sebagai anggota keluarga tanpa sama sekali memperkenalkan sebagai wartawan "Dan kami sendiri berpikir menolongnya bukan sebagai wartawan, tapi sebagai saudaranya sesama manusia," tulis Sindhunata dalam featurenya (Ibid).

Kesejatian dan kebersiteguhan seorang wartawan kepada nilai-nilai kemanusiaan dalam mencari berita dan menyusunnya kemudian diketahui khalayak ramai sebuah kemestian.

Sisi humanis yang dapat disebut dengan "memanusiakan manusia kembali pembaca" atau menyuarakan suara-suara rakyat oleh wartawan dengan kekuatan kata-kata yang di tuliskan dan di lisankan sungguh berarti dan sangat penting di saat ini ketika godaan kepada pihak yang berkuasa, pemodal besar , sensasi berita yang click bait terasa begitu mencengkram kuat karena terkait daya hidup sebuah perusahaan dimana tempat si wartawan bekerja.

Wartawan tetaplah berjuang berberita dengan berpihak kepada si pembaca berita karena ada amanat hati nurani rakyat bukan pemesan berita bahkan tempat ia berdapur hidup sekalipun. Mampukah?    

JR

Curup

30.05.2019.

Ditulis untuk kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun