Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jalan Keabadian Hatta

13 April 2019   14:14 Diperbarui: 14 April 2019   06:05 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Presiden pertama RI Mohammad Hatta(Dok. Kompas/Istimewa)

Agama Islam dan ekonomi bertanam di jiwa dan pikiran Hatta sehingga membentuk religius sosialisme Islam. Bagi Hatta religius sosialisme Islam mesti dilaksanakan supaya dapat dicapai cita-cita persaudaraan manusia yang dituntut oleh segenap agama, dimana produksi dilakukan oleh orang banyak di bawah pimpinan juru kuasa (Presiden) yang dipilih rakyat. Lanjut Hatta, bagi kita orang Islam yang taat kepada perintah Allah, sosialisme itu harus timbul atas kemauan kita sebagai suruhan agama!

Sosialisme merupakan aliran yang meniadakan kepemilikan perseorangan atas alat atau barang yang dibuat (produksi) yang vital, akan tetapi semuanya itu harus negara yang menguasai supaya keuntungannya tidak lagi dikuasai dan masuk ke dalam kantong uang segolongan kelompok kecil saja (kaum pemodal). Tapi masuk ke dalam perbendaharaan negara sehingga segenap rakyat merasakan pembagian dan kemakmuran. 

Lebih lanjut konsepsi ekonomi Muhammad Hatta "Perekonomian Indonesia merdeka diatur dengan usaha bersama. Dengan ini tidak dimaksud akan mematikan perusahaan yang kecil-kecil yang hanya dapat dikerjakan oleh orang seorang saja dan tidak menyinggung keperluan umum. Usaha bersama dilakukan agar terhadap kepada penghasilan yang besar-besar yang mengenai keperluan umum dan kemakmuran rakyat semuanya." (I. Wangsa Widjaja, 1988: 266).

Islam dan ekonomi sebagai jalan keabadian Hatta ingin rakyat Indonesia menikmati kemakmuran dari alam bumi sendiri dengan kesejahteraan ekonomi yang merata di setiap tempat dan koperasi menjadi sumbunya. Bukan di nikmati segelintir orang-orang kaya dan berikan kepada pemodal asing agar dikelola yang belum tentu rakyat sendiri merasakan manfaatnya lebih banyak.

Taman Bacaan

  • Deliar Noer. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. LP3ES. Jakarta. 1996.
  • Wangsa Widjaja. Mengenang Bung Hatta. Haji Masagung. Jakarta. 1988.
  • Sergius Sutanto. Hatta: Aku Datang karena Sejarah. Qanita. Bandung. 2013.
  • Tigor Pangaribuan. Kamus Populer Lengkap. Pustaka Setia. Bandung. 1996.

JR
Curup | 13.04.2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun