gelombang pasang
melengkapi riwayat pelayaran
anaknya enggan pulang
Spiritualitas Ibu dalam Air Tulang Ibu
Saya ingin menghindari teoritisasi asal usul kata spiritualitas pada Air Tulang Ibu. Biasanya pertanyaaan teoritisasi yang akan muncul pada "Ekspresi Spiritulitas Ibu dalam Air Tulang Ibu" adalah, asal usul kata spiritualitas (pengertian secara bahasa), apa itu spiritualitas (pengertian secara istilah) dan apa pentingnya spiritualitas bagi manusia (ibu yang dihubungkan dengan anak pada ekspresi spiritualitas ibu).
Bagi sebagian orang yang pernah menemani sang ibu terbujur sakit dengan botol infus dan jarum infus lekat di urat nadi tangan dan selang oksigen di mulut dan hidung berpacu dengan waktu apakah kematian jelang dekatnya atau harapan keajaiban sembuh membuncah walau tipis. Zelfeni Wimra berada pada posisi itu. Beda dengan saya yang sudah mendapati amak (baca: ibu) sudah meninggal ketika pulang.
Saya membayangkan lagi jika pada ketika itu segala memori kenangan bang Wimo tentang Amak berkejar-kejaran dari kecil sampai sakitnya. Mata berair, isak tangis terjadi dan amak wafat menuju ilahi.
Kumpulan buku puisi Air Tulang Ibu adalah ekspresi spiritual sang anak yang berangkaikan kata karena bahasa lisan sulit menjelaskannya kepada sang almarhumah ibu/amak.
Izinkanlah saya menutup tulisan ini dengan menguraikan tulisan Prof.Dr. K.H. Miftah Faridl (Ulama dan Cendikiawan Muslim) tentang spiritualitas dalam kata pengantar berjudul Ekspresi Spiritual pada buku "Al-Asbun; Manfaatulngawur" karya Pidi Baiq.
Spiritualitas adalah penalaran hati. orang dapat mempelajarinya tidak dengan belajar. Tidak pula dengan kesucian. Kesadaran spiritual sesuatu yang sangat personal. Ia tidak bisa dijelaskan dalam semua bahasa manusia. Hanya dalam bahasa tertentu yang dipahami dan dirasakan oleh orang tertentu pula.
Bahasa itu juga sebetulnya sangat terbatas. Sering bahasa tidak bisa mewakili perasaan, pikiran, atau bahkan kesadaran seseorang secara utuh. Seperti halnya bahasa sastra.