Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sastra untuk Masyarakat

8 Maret 2019   09:12 Diperbarui: 9 Maret 2019   17:41 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya sebagai hasil sastra (Illustrated by Pixabay.com)

Sastra, kata ini berasal dari bahasa Sansekerta, shastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta uastra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman," dari kata dasar uas yang berarti "instruksi" atau "ajaran." 

Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Istilah kesusastraan yang secara morfologis, dibentuk dari dua kata yaitu, su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke dan an. Kata su berarti baik atau bagus sedangkan sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusatraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.

Sastra dalam arti khusus yang dimaksud dalam hal ini adalah kebudayaan yang berarti adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra dalam konteks budaya adalah upaya bentuk manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikiran. Perasaan dan pemikiran yang tidak lepas dari lingkaran sosial (masyarakat) dan kultur (budaya) dimana ia bermukim.

Sastra memiliki beberap fungsi bagi masyarakat. Pertama, fungsi sastra yang mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Kedua, fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya. 

Ketiga, fungsi moralitas, yaitu kemampuan sastra memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. 

Keempat, fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.

Beberapa karya sastra untuk masyarakat (Illustrated by Pixabay.com)
Beberapa karya sastra untuk masyarakat (Illustrated by Pixabay.com)
Tanggung jawab Sastrawan

Proses kreatif seorang sastrawan muncul dalam beragam aspek; sosial, budaya, pendidikan, agama, politik, hukum, ekonomi. Adakalanya ia cenderung pada satu aspek atau pada beberapa aspek. 

Terlepas dari aspek mana yang dipilihnya namun yang penting adalah meminjam ungkapan Maman S Mahayana, ia lahir dari proses yang rumit pengamatan, pencermatan, pengendapan, dan pemaknaan sastrawan atas kehidupan ini. 

Dalam ungkapan lain, perwakilan dari kegelisahan sastrawan. Melanjutkan hal di atas lagi, segenap aspek yang disebutkan di atas ia berada dalam tanggung jawab kebudayaan. Bukankah, ujung dari segenap aspek tersebut adalah terwujudnya prilaku kebudayaan yang baik dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun