Dasar tersebut menjelaskan bahwa perbedaan supply dan demand tersebut membuat ruang membutuhkan pengelolaan yang tepat. Lalu pertanyaanya adalah bagaimana untuk melakukan pengelolaan yang tepat?
Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) mempelajari bagaimana kita mengelola suatu ruang? banyaknya faktor faktor yang mempengaruhi ketepatan pengelolaan suatu ruang membuat ianya sulit untuk mencapai hasil yang terukur. Contohnya seperti pengelolaan daerah rawan tsunami di suatu kawasan pesisir?Â
Perencana mungkin harus mempertimbangkan, jarak lempeng ke pesisir, kemiringan daerah pesisir ke daratan, cekungan garis pantai untuk menghasilkan besar resiko tsunami, juga upaya pencegahan fisik yang sudah ada, jalur evakuasi, pengawasan aktivitas gempa, dll. Variabel variabel tersebut dapat dibilang hampir mustahil untuk diukur oleh manusia sendiri.Â
Perencana membutuhkan alat untuk membantu melakukan pengumpulan, analisis, hingga visualisasi data tersebut. Dan disinilah perangkat SIG digunakan oleh perencana.
Selain contoh tersebut masih banyak lagi teknik analisa spasial yang digunakan sebagai SDSS, seperti :
- Teknik Euclidean Distance yaitu menggambarkan besar pengaruh suatu objek terhadap dalam satuan jarak. Bisa digunakan untuk mencari seberapa jauh dampak gangguan kebisingan kendaraan dari jalan ke bangunan permukiman
- Teknik Density Analysis yaitu menggambarkan titik titik kepadatan suatu variabel di daerah penelitian. Bisa digunakan untuk mengidentifikasi titik titik pusat aktifitas dan tarikan di suatu wilayah.
- Teknik Overlay yaitu mengakumulasikan nilai nilai variabel yang terdapat disuatu ruang. Bisa digunakan untuk mengidentifikasi kawasan rawan bencana.
Teknik Network Analysis yaitu mencari jarak terdekat dari 2 titik yang berbeda mengikuti. Bisa digunakan untuk mencari jalur evakuasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H