Mohon tunggu...
FAKHRA SHIBNIFADHILA
FAKHRA SHIBNIFADHILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

FAKHRA SHIBNI FADHILA NIM: 43119010208 FAKULTAS : MANAJEMEN JURUSAN :EKONOMI DAN BISNIS DOSEN : Apollo, Prof. Dr, M.Si. AK. Universitas Mercubuana jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membongkar Mitos Epos Klasik: Tantalus, Sisyphus dan Ixion

18 Juni 2023   16:19 Diperbarui: 18 Juni 2023   16:41 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan hidup Sisyphus menunjukkan konsekuensi dari tindakan yang melanggar hukum dan moral. Ia memperoleh reputasi dan kekuasaan melalui manipulasi dan penipuan, namun pada akhirnya mendapatkan kutukan yang menghancurkan dan mengisolasi dirinya. Kisah ini mengajarkan pelajaran moral tentang pentingnya menjunjung tinggi hukum alam dan menghormati tatanan yang ada dalam kehidupan manusia.

Tugas abadi Sisyphus yang sia-sia adalah sebuah mitos klasik yang berasal dari tradisi Yunani kuno. Menurut mitos ini, Sisyphus, seorang raja di Korintus, dihukum oleh para dewa untuk menggulung batu yang berat ke puncak bukit, hanya untuk melihat batu itu jatuh kembali ke dasar, dan dia harus mengulang tugas tersebut secara terus-menerus, tanpa pernah mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam konteks eksistensialisme, mitos Sisyphus menjadi interpretasi yang kuat tentang kondisi manusia. Menurut filsuf Prancis Albert Camus, Sisyphus merupakan simbol paradoks kehidupan manusia. Seperti Sisyphus, manusia dihadapkan pada tugas-tugas yang tidak memiliki tujuan intrinsik atau makna yang jelas. Kita hidup dalam dunia yang tidak memiliki makna inheren, dan dalam menghadapi kenyataan ini, manusia dihadapkan pada tantangan untuk mencari makna dan tujuan hidupnya sendiri.

Camus menggambarkan Sisyphus sebagai pahlawan absurd yang menghadapi kondisi yang sia-sia namun tetap bertahan. Meskipun tugasnya tidak memiliki arti atau tujuan yang tercapai, Sisyphus terus melakukannya dengan tekun dan semangat. Dalam persepsi Camus, ketika Sisyphus turun dari bukit setelah batu jatuh.

MITOS IXION

Mitos Ixion berasal dari mitologi Yunani dan berkaitan dengan tokoh Ixion, seorang raja Thessalia. Latar belakang mitos ini dimulai ketika Ixion melakukan pengkhianatan terhadap para dewa dan menjamu Hera, istri Zeus, dengan maksud jahat. Namun, Hera mengetahui rencana jahat Ixion dan menciptakan tiruan dirinya sendiri. Ixion, yang tergoda oleh tiruan Hera, memperkosa tiruan tersebut, yang merupakan tindakan yang sangat melanggar norma dan menghina para dewa.

Dalam perangkap yang mengakibatkan kutukan Ixion, ketika Ixion melakukan perbuatan terlarang tersebut, Zeus menghukumnya dengan cara memasukkan Ixion ke dalam perangkap yang tidak dapat dia lepaskan. Ixion diikat pada roda yang terus berputar di angkasa, sebagai simbol dari siklus yang tak berujung. Ixion dihantui oleh roda itu, selalu berputar namun tidak pernah sampai pada titik akhir atau pembebasan.

Ixion memiliki keterkaitan yang kuat dengan konsep kejahatan, pengkhianatan, dan dosa. Tindakan pengkhianatan dan pelanggaran moral Ixion terhadap para dewa, terutama perbuatan keji yang dilakukan terhadap tiruan Hera, menunjukkan keengganan Ixion untuk menghormati batas-batas yang diberikan oleh hukum alam atau ketertiban kosmos. Dalam mitos ini, Ixion menjadi perwujudan kejahatan moral dan pengkhianatan, dan siksaan yang dia terima merupakan hukuman yang adil atas dosa-dosanya.

Dalam konteks moralitas dan perenungan, mitos Ixion mengajarkan tentang pentingnya menjaga prinsip-prinsip etika dan mematuhi tatanan yang telah ditetapkan. Ixion adalah contoh yang jelas tentang konsekuensi yang mengerikan dari pelanggaran moral dan pengkhianatan terhadap hukum alam atau norma sosial. Mitos ini mengingatkan kita akan pentingnya bertanggung jawab atas tindakan kita dan menerima konsekuensi yang timbul dari tindakan-tindakan yang salah.

Dalam sastra klasik, mitos Ixion sering dijadikan contoh yang kuat tentang dosa, kejahatan, dan pengkhianatan. Penulis-penulis seperti Ovid dan Pausanias sering menggambarkan kisah Ixion dalam karya-karya mereka. Pengaruh mitos Ixion juga dapat ditemukan dalam karya-karya sastra modern, di mana tema pengkhianatan dan pelanggaran moral sering kali digambarkan dengan referensi atau analogi terhadap mitos ini.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun