Filsafat Iluminasi, juga dikenal sebagai Filsafat Pencerahan, merujuk pada gerakan pemikiran yang muncul pada abad ke-18 di Eropa Barat, terutama di Prancis, Inggris, dan Jerman. Pemikiran Iluminasi berakar pada keyakinan bahwa pengetahuan, rasionalitas, dan ilmu pengetahuan adalah alat yang paling efektif untuk memahami dan memperbaiki dunia. Filsafat Iluminasi menekankan pentingnya kebebasan individu, penekanan pada rasionalitas dan penalaran, serta kritik terhadap otoritas dan dogma.
Beberapa tokoh terkenal dalam gerakan Iluminasi meliputi Voltaire, Jean-Jacques Rousseau, Immanuel Kant, John Locke, dan Denis Diderot. Mereka mempromosikan ide-ide seperti hak asasi manusia, pemisahan kekuasaan, kebebasan beragama, kebebasan berbicara, dan pentingnya pendidikan yang luas bagi semua orang.
Filsafat Iluminasi juga mengkritik keras agama dan teologi tradisional. Para pemikir Iluminasi lebih memilih pendekatan rasional dan empiris dalam memahami dunia. Mereka berpendapat bahwa pemikiran rasional dan penggunaan metode ilmiah akan membawa perubahan sosial, politik, dan intelektual yang lebih baik.
Namun, penting untuk dicatat bahwa filsafat Iluminasi juga memiliki kritik dan kelemahan. Beberapa kritikus mengatakan bahwa gerakan ini terlalu optimistik dalam menilai kemampuan rasional manusia dan mengabaikan aspek-aspek emosional dan irasional dalam kehidupan manusia. Kritik lainnya mencakup pandangan bahwa gerakan ini terlalu terpusat pada Eropa dan mengabaikan pandangan dan kontribusi dari budaya-budaya non-Barat.
Secara keseluruhan, filsafat Iluminasi tetap memiliki pengaruh yang kuat dalam pemikiran modern dan nilai-nilai seperti kebebasan, kesetaraan, dan penekanan pada pengetahuan dan penalaran rasional masih menjadi dasar bagi banyak sistem politik dan sosial di dunia saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H