Tulisan ini akan menguraikan beberapa pertanyaan tentang kurikulum, seperti definisi, konsep kurikulum dalam perspektif siswa belajar aktif, hubungan kurikulum dan pembelajaran, urgensi keterampilan pengembangan kurikulum bagi pendidik, konsep pengembangan kurikulum, dan aksioma pengembangan kurikulum. Semua pertanyaan tentang kurikulum tersebut akan dijawab oleh penulis dengan mengutip pendapat dari berbagai macam sumber atau referensi. Selamat membaca!
A. Pengertian Kurikulum
Pendapat pertama dikemukakan oleh Daniel Tanner dan Laurel Tanner (1975) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah pengalaman belajar yang direncanakan dan dipandu serta hasil belajar yang diharapkan, dirumuskan melalui rekonstruksi sistematis pengetahuan dan pengalaman di bawah naungan sekolah, untuk pertumbuhan kompetensi sosial pribadi siswa yang berkesinambungan dan disengaja. Istilah kurikulum mempunyai banyak definisi yang berbeda seperti halnya proses pengembangan kurikulum yang mempunyai banyak pendekatan alternatif. Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai rencana yang dikembangkan untuk memfasilitasi proses belajar mengajar di bawah arahan dan bimbingan sekolah, perguruan tinggi atau universitas dan anggota stafnya (Winecoff, 1989, p. 1).
Lebih lanjut, Stenhouse (dalam Scott, 2001, p. 8) berpendapat bahwa kurikulum adalah upaya untuk mengomunikasikan prinsip-prinsip dan fitur-fitur penting dari sebuah proposal pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga terbuka untuk diteliti secara kritis dan mampu diterjemahkan ke dalam praktek secara efektif. Efektif untuk diterjemahkan ke dalam praktik. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Richards (2001, p. 39) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah semua kegiatan yang dilakukan anak-anak di bawah naungan sekolah. Hal ini mencakup tidak hanya apa yang dipelajari oleh siswa, tetapi bagaimana mereka mempelajarinya, bagaimana guru membantu mereka belajar, menggunakan materi pendukung apa, gaya dan metode penilaian apa, dan dalam jenis fasilitas apa.
Lebih lanjut Hamalik (2008, p. 91) menyatakan bahwa kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan. Beberapa pendapat yang telah dikemukakan ahli tersebut dapat mengerucut pada pengertian kurikulum merupakan sebuah rancangan pengalaman belajar yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan demikian, kurikulum harus mencakup dua sisi yang penting, yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadi pengalaman belajar peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
B. Konsep kurikulum dalam perspektif pembelajaran siswa belajar aktif Â
Prinsip pembelajaran siswa belajar aktif mengandung makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa menempati posisi sentral sebagai subjek belajar. Kurikulum dirancang untuk memudahkan, mengarahkan dan menginspirasi siswa agar mereka mampu mencapai pemahaman yang utuh terhadap pengetahuan secara mandiri. Â Keberhasilan proses pembelajaran dalam hal ini tidak diukur dari sejauh mana materi pelajaran telah disampaikan guru akan tetapi sejauh mana siswa telah berhasil menguasai materi pelajaran (Budiarti, 2015). Lebih baik lagi apabila materi pembelajaran dikuasai siswa dengan cara beraktivitas mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang ingin dikuasainya.
Salah satu agenda atau poin penting yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka ialah pembelajaran berdiferensiasi. Model pembelajaran ini benar-benar menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dalam model ini, guru harus mampu mengidentifikasi pemahaman awal, minat, gaya belajar, dan penguasaan materi siswa serta sekaligus merancangkan metode yang tepat bagi setiap individu untuk memfasilitasi keunikan yang ada di dalam kelas. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif dan mandiri---relevan dengan minat, bakat, dan gaya belajar masing-masing individu.
C. Hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran
Kurikulum yang saat ini berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia ialah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka dirancang untuk menyediakan kesempatan belajar sehingga semua siswa dan guru bisa menjadi manusia mandiri, pelajar sepanjang hayat yang mempunyai kompetensi dan karakter yang relevan untuk kehidupan masa depan. Kurikulum Merdeka merupakan hasil dari penyempurnaan atau pengembangan terhadap kurikulum yang berlaku sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013.
Jika ditelisik dari teori yang dikemukakan oleh Oliva mengenai macam hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran (dualistik, interlocking, konsentrik, dan cyclical), maka Kurikulum Merdeka termasuk dalam kategori cyclical model atau model siklik. Hal tersebut berangkat dari premis bahwa para pengembang kurikulum (baca: para ahli) senantiasa "berinteraksi" atau tanggap terhadap masalah-masalah yang muncul dalam proses belangsungnya pendidikan di sekolah-sekolah.