Mohon tunggu...
Fajriya Nur Syafa Sholihah
Fajriya Nur Syafa Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Memiliki ketertarikan pada bahasa, sastra dan tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masjid Sharjah yang Baru Diresmikan Membangkitkan Nostalgia dengan Arsitektur Khas Masa Lalu

6 Juni 2024   17:42 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:47 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Uni Emirat Arab merupakan negara yang terletak di ujung timur Semenanjung Arab. Negara ini terkenal dengan masjid-masjidnya yang megah dan dirancang dengan arsitektur yang megah dan bergaya modern. Namun, terdapat satu masjid di Uni Emirat Arab -tepatnya di kota Sharjah- yang menonjol dan berbeda dari masjid lainnya, masjid ini memiliki arsitektur klasik yang memberikan nuansa Arab khas masa lampau.

Masjid tersebut adalah masjid Sultan bin Abdullah bin Majid al-Owais yang terletak di kota Sharjah, Uni Emirat Arab. Hal yang membedakan masjid ini dengan masjid-masjid yang lain adalah masjid ini memiliki gaya arsitektur tradisional. Masjid ini mampu menampung sekitar 120 jamaah pria dan 40 jamaah wanita. Selain itu, masjid ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang berada di kawasan kota tua Al Hira.

Kawasan kota tua al-Hira terletak di kota Sharjah. Al-Hira didirikan pada tahun 1613 Masehi ketika suku al-Qawasim pertama kali tiba di kota pesisir ini. Menurut sejarah, masyarakat di kota ini terkenal akan keberanian, kedermawanan, dan kekayaannya. Mereka tertarik pada ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Banyak orang bijak, filsuf, penulis, dan penyair di antara mereka.  Berabad-abad yang lalu, al-Hira dianggap sebagai pusat perkembangan puisi di Uni Emirat Arab. Selain itu, pertemuan para sastrawan dan penyair juga diadakan di al-Hira.

Masjid ini dibangun kembali oleh pemerintah setempat sebagai salah satu bagian dari proyek untuk merevitalisasi kawasan kota tua al-Hira. Proyek revitalisasi mencakup masjid Sultan bin Abdullah bin Majid al-Owais, rumah Sultan bin Abdullah bin Majid al-Owais, rumah Hamid Khalaf Bu Khasrah, dan rumah Khalifa Sultan al-Suwaidi. Proyek revitalisasi kota tua al-Hira bertujuan untuk untuk meningkatkan pariwisata dan menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Proses pembangunan kembali dari masjid ini sendiri ditujukan untuk memperbaiki bagian masjid yang sudah tua dan memperindahnya tanpa mengubahnya dari bentuk aslinya. Setelah proses pembangunan kembali, masjid ini diresmikan oleh Yang Mulia Syekh Dr Muhammad al-Qasimi yang merupakan anggota dewan provinsi tertinggi Sharjah pada tanggal 10 Januari 2024.

Arsitektur Masjid

Masjid ini memiliki arsitektur dengan nuansa Arab kuno. Langit-langit masjid terbuat dari batang kayu dan potongan pelepah pohon kurma yang dipoles untuk memberikan kesan tradisional yang tetap hidup. Kombinasi antara batang kayu dan pelepah pohon kurma menambah kesan Islam masa lalu sekaligus mengingatkan pada keahlian dan kesenian zaman dahulu.

Dinding masjid dibangun dari beberapa material yang bervariasi, yaitu lumpur yang mengeras, batu kapur dan batu karang laut. Sedangkan, dinding-dinding di bagian dalam masjid dilapisi dengan cat yang bertekstur kasar.

Pintu dan jendela masjid ini terbuat dari kayu yang memiliki ukiran serta gaya bernuansa Arab kuno. Di dalam masjid, karpet yang digunakan sebagai alas shalat memiliki tampilan seperti lantai yang terbuat dari tanah liat yang mengeras, persis seperti lantai pada zaman dahulu.

Di masjid ini juga terdapat lampion-lampion yang menambah tampilan klasik dan menghidupkan kembali nuansa masa lalu. Lampion -- lampion ini digantungkan di tiang-tiang masjid baik itu di bagian dalam maupun di bagian luar masjid.

Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga memiliki fungsi sosial yaitu sebagai tempat berkumpul dan belajar. Di luar area shalat, terdapat ruang kosong yang dapat digunakan sebagai tempat untuk sekedar berkumpul atau bermusyawarah serta belajar al-Qur'an dan ilmu agama.

Toilet dan tempat wudhu di masjid ini juga memiliki desain yang memberikan sentuhan budaya Arab klasik. Uniknya, toilet serta tempat wudhu tidak berada di area yang sama. Tempat wudhu berada di area masjid, sedangkan toilet berada agak jauh dari area shalat utama. Perlu diketahui bahwa penempatan area wudhu dan toilet yang terpisah merupakan tradisi yang ada pada masa lalu. Hal ini menandakan adanya komitmen untuk mempertahankan dan menjaga budaya yang ada dalam masyarakat.

Masjid Sultan bin Abdullah bin Majid al-Owais di Sharjah terlihat menarik dengan suasana khas Arab kunonya. Dengan arsitektur yang memadukan material tradisional seperti batang kayu, pelepah kurma, lumpur yang mengeras, batu kapur, batu karang laut, memberikan suasana klasik yang diinginkan, serta ukiran pada pintu dan jendela, serta pemasangan lampion-lampion di dalam ataupun di luar masjid ikut menambah sentuhan artistik dan membuat masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat bersejarah dan memiliki peran dalam mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Sharjah.

Arsitektur dan ukiran yang bernuansa tradisional dari Masjid Sultan bin Abdullah bin Majid al-Owais memberikan kesan klasik dan rasa nostalgia terhadap masa lalu.  Dalam proyek revitalisasi kota tua al-Hira, pembangunan kembali Masjid ini merupakan bentuk penjagaan dan pelestarian terhadap budaya setempat yang berbentuk bangunan dan sekaligus mengingatkan kembali pada sejarah dan budaya masyarakat Sharjah. Adanya masjid ini menjadi bukti nyata dari warisan leluhur yang keahliannya terus menginspirasi generasi hingga saat ini.

Tulisan ini bersumber dari video berbahasa Arab yang berjudul " " dari channel YouTube H.H. Sheikh Dr. Sultan bin Muhammad Al Qasimi dan berita berbahasa Inggris yang berjudul "Sharjah's 410-year-old town of Al Hira gets new life" dari Expat Media dan "Look: New Sharjah mosque with lanterns, carvings take worshippers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun