Negeri kita sangat kaya akan potensi kelautan karena negara kita merupakan negara kepulauan, Kata siapa? Kita boleh tanya pada anak SD yang sedang jajan di pinggir jalan, mereka pasti akan mengatakan itu benar. Â Kata ibu guru laut kita kaya ada semuanya. Ya memang benar. Pengenalan tentang laut yang kaya sudah didapat sejak di pendidikan dasar. Kita tahu hal itu. namun tak kenal maka tak sayang kata orang bilang. Kita takkan merasa kehilangan jika kita tak merasa memilikinya. Begitupula dengan laut Indonesia.Sudahkah potensi laut Indonesia dikembangkan dengan maksimal? Tapi siapa yang menjaga kelak bahari nan indah ini?
[caption id="attachment_361323" align="aligncenter" width="300" caption="Indonesia Negara Kepulauan"][/caption]
Sebagai negara yang berbasis maritim, Kita sebetulnya sudah memiliki potensi yang luar biasa. Yang dibutuhkan sekarang adalah kerjasama dari semua pihak, Pemerintah dan masyarakat termasuk dari generasi muda sebagai  sebagai agen perubahan dimasa depan untuk laut Indonesia.  Pencegahan kerusakan lingkungan hingga penjagaan lingkungan laut yang berkelanjutan merupakan suatu kewajiban bagi setiap elemen masyarakat. Kita tentu tak ingin laut indonesia penuh dengan sampah, kita tentu tidak ingin  tidak ada pendidikan bahari yang memberikan pengertian dan kesadaran bersama untuk menjaga laut Indonesia.
Berdasarkan Hal tersebut, Pada tanggal 21 september 2014 diadakan kegiatan kembali kelaut oleh komunitas pemuda cinta bahari ( PENCARI) di kepulauan seribu, DKI Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh pemuda-pemuda dari Jakarta dan sekitarnya yang memiliki tujuan untuk mengeksplor dan menunjukan aksi nyata terhadap bahari Indonesia. Â Kegiatan berlangsung dalam beberapa kegiatan diantaranya mengenal potensi wisata, observasi lingkungan dan masyarakat, tukar wawasan dengan pemerintah setempat hingga kegiatan pembersihan pantai di Pulau Pari dan Pulau Kelor di Kepulauan Keribu. Sehingga dengan memberikan kampanye kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk menjaga laut Indonesia.
Kegiatan Pertama yang kami lakukan  di pulau pari pertama pembagian 3 kelompok kerja, dimana 3 kelompok kerja tersebut adalah observasi kepada masyarakat, observasi pengembangan potensi wisata bahari dan observasi ke pemerintah setempat untuk tukar wawasan dan gagasan ide karna tak mungkin ada ide tanpa adanya kebijakan yang mendukung dari pemerintah. Setalah diadakan briefing kamipun bergerak untuk aksi.
Di segi observasi masyarakat kami mewawancarai ibu rina, beliau merupakan seorang petani dan penjual rumput laut. Hidup di pulau pari sebagai pendatang dengan memanfaatkan potensi laut yang ada. Ya rumput laut merupakan salahsatu hasil komuditas laut indonesia yang kaya. Beliau mengatakan bahwasanya ada beberapa yang masih mengganggunya pada saat sekarang ini yaitu rumput laut di pulau pari mulai habis dan sulit tumbuh. Sulit tumbuhnya rumput laut dikarenakan pembangunan dan penimbunan tanah untuk pengembangan wisata sehingga membuat lahannya terkotori sehingga rumput lautnya tidak berkembang dan kemudian mati. Hal ini tentu akan menyulitkan dalam mencari mata pencaharian selama ini. Â Pasar rumput laut cukup bagus dimana rumput laut bisa diolah berbagai olahan diantaranya manisan, dodol hingga obat. Karena sulitnya tersebut, rumput laut harus dibawa dari luar pulau pari. Sungguh terkadang pembangunan yang ada menghentikan potensi bahari. Seharusnya semua bisa bersinergi dengan baik. Kita tentu tidak berharap, mengembangkan sesuatu tapi mengahambat potensi yang lain. Bu rina berharap adanya keseriusan pemerintah dalam pengembangan potensi laut Indonesia sehingga elemen masyarakat dapat menikmatinya.