Cinta yang dipanjatkan dengan tulus adalah harapan yang dilayangkan ke langit dengan penuh keyakinan, bahwa semesta akan menyampaikannya pada hati yang tepat.
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."Â (QS. Ar-Rum: 21)
Meski mungkin tak selalu berakhir sesuai harapan, cinta semacam itu tak akan pernah benar-benar kembali dengan tangan kosong. Ia selalu meninggalkan jejak kebaikan, baik berupa ketenangan jiwa, pembelajaran hidup, atau bahkan kebahagiaan yang datang dalam wujud yang tak terduga.
"Boleh jadi kita membenci sesuatu, padahal itu baik bagi kita, dan boleh jadi kita menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kita. Dia yang maha mengetahui, sedang kita tidak mengetahui."Â (QS. Al-Baqarah: 216)
Sebab cinta yang tulus, pada akhirnya, adalah anugerah yang bermuara pada hati yang baik.
"Barang siapa yang berbuat kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sungguhnya Allah akan memberikan kepadanya kehidupan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."Â (QS. An-Nahl: 97)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI