Dengan begitu, Descartes mengajarkanku untuk hidup di antara dua kutub: antara kesadaran akan diri sendiri dan penghargaan terhadap realitas di luar diri. Aku merasa, pada akhirnya, dunia ini bukan hanya sekadar panggung dari keraguanku, tetapi juga tempat di mana aku bisa menemukan makna, asalkan aku tetap terbuka untuk memahami bahwa ada yang lebih besar dari sekadar apa yang tampak.
Catatan kaki:
1. Ren Descartes, Meditasi tentang Filsafat Pertama, terjemahan oleh A. Wibisono (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm 23--24.
2. Ibid., hlm 28--29.
3. Ibid., hlm 42--43.
4. Ibnu Maskawaih, Filsafat dan Tujuan Hidup: Konsep Manusia, Jiwa, dan Akhlak dalam Perspektif Filsafat Islam (Bandung: Mizan, 2000), hlm 53.
5. A. Teeuw, Renungan Filsafat Barat (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm 85.
6. Ren Descartes, Meditasi tentang Filsafat Pertama, hlm 50.
7. Ibid., hlm 66--67.
Penulis: Fajrin BilontaloÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H