Mohon tunggu...
Fajrin Bilontalo
Fajrin Bilontalo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Gorontalo

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Ketikan I: Dalam Tinta Virtual, Aku Menyimpanmu

16 Oktober 2024   03:44 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:08 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Beju

Ketikan I: Jejak Pertama

Malam itu begitu sunyi. Hanya suara hujan yang berirama di luar jendela, mengiringi jemariku yang bergerak di atas layar ponsel. Cahaya kecil dari layar itu adalah satu-satunya sumber terang di sudut kamar. Tak ada pena, tak ada kertas. Hanya sebuah aplikasi catatan yang menyimpan segala yang tak mampu ku suarakan langsung.

"Di sini, dalam setiap kata yang ku ketik, aku menyimpan mu," tulis ku pelan. Sentuhan jari-jariku terasa lebih ringan, seakan setiap huruf tak punya beban. Namun, di baliknya, ada perasaan yang jauh lebih berat. Rindu yang tak lagi bisa ku bendung.

Tiap kalimat yang muncul di layar seolah adalah serpihan kenangan yang ku kumpulkan. Kau, yang selalu menjadi pusat dari setiap ceritaku, tetap hadir di sini. Tak peduli seberapa jauh kau telah pergi, dalam dunia kecil aplikasi catatan ini, aku selalu bisa menghadirkan mu lagi.

"Malam ini aku merindukanmu," ketikanku berlanjut tanpa ragu. Rindu itu tak pernah memudar, hanya berpindah dari satu memori ke memori lain, dan kini berdiam di setiap kata yang ku ketik. Mungkin hujan lah yang membawamu kembali ke pikiranku, atau mungkin hanya karena aku tak pernah benar-benar melupakanmu.

Ponsel ini menjadi saksiku. Setiap huruf yang ku tekan di layar adalah jejak yang menunggu waktu, menunggu kapan aku akan selesai menuliskannya. "Andai kita bisa kembali pada saat itu," ketikku, "saat tawa kita tak dibayangi oleh keraguan."

Aku tahu itu hanya khayalan. Seperti pesan yang tak pernah terkirim, seperti panggilan yang tak pernah terjawab. Tapi aplikasi ini menjadi tempatku menyimpan mu, menjadi penghubung antara hati yang kini terpisah.

Episode pertama ini berakhir dengan satu pertanyaan tak terjawab: Apakah kau juga menulis ku di sana, dalam kenangan digital mu? Atau mungkin aku hanya menjadi pesan yang tak lagi ada dalam daftar obrolanmu?

Aku menyimpan ponselku setelah mengetik kalimat terakhir, dan sekali lagi, namamu bergema dalam bisikan malam.

Jejak pertama telah ku torehkan, dan perjalanan ini baru dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun