Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasakan perubahan dalam daya beli uang. Misalnya, Pernahkah kita merasakan bahwa uang Rp 100.000 yang ada di dompet, sekarang terasa seperti Rp 1.000 di masa lalu?Â
Banyak dari kita mungkin pernah merasakan hal ini. Tanpa kita sadari, nilai uang yang kita gunakan sehari-hari terus tergerus hingga uang dengan nominal besar seperti Rp 100.000 tampak tidak lagi memiliki daya beli yang signifikan.Â
Fenomena ini sangat erat kaitannya dengan konsep inflasi dan bagaimana kita memandang nilai uang dari waktu ke waktu.
Inflasi: Faktor Pengikis Nilai Uang
Inflasi adalah fenomena yang paling umum menjadi penyebab menurunnya nilai uang. Inflasi mengacu pada kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu.Â
Setiap tahun, harga barang-barang pokok seperti makanan, bahan bakar, dan kebutuhan sehari-hari lainnya mengalami kenaikan, meski gaji atau pendapatan kita mungkin tidak naik secepat itu. Akibatnya, uang yang kita miliki semakin berkurang daya belinya. 0
Jika dulu dengan Rp 1.000 kita bisa membeli berbagai kebutuhan dasar, sekarang uang sebesar Rp 100.000 pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas.
Ketika inflasi terjadi, secara perlahan namun pasti, uang dengan nominal besar seperti Rp 100.000 tidak lagi terasa 'besar' seperti dulu. Kita terbiasa melihat kenaikan harga sehingga secara psikologis, nilai uang dalam pandangan kita turut menyesuaikan dengan kondisi ekonomi yang ada.
Persepsi Nilai dan Gaya Hidup
Selain inflasi, gaya hidup yang terus berkembang juga mempengaruhi persepsi kita terhadap nilai uang.Â