Malam berangsur tenang, angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma bumi yang basah setelah hujan. Di sudut ruang sekretariat, di bawah lentera hijau-hitam yang redup, sekelompok anak muda berkumpul. Lentera itu, dengan cahaya temaramnya, menjadi saksi bisu dari berbagai perbincangan hangat dan tawa ceria yang menggema di antara mereka.
Lentera hijau-hitam ini bukan sekadar penerang malam; ia simbol harapan dan persatuan. Warna hijau melambangkan kehidupan, pertumbuhan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Sementara warna hitam, di sisi lain, mengingatkan kita akan kekuatan dan ketahanan, bahkan dalam kegelapan. Di bawah lentera ini, mereka berbagi cerita, mimpi, dan aspirasi, menciptakan ikatan yang tak terputus meski waktu terus bergulir.
Setiap malam, kisah demi kisah terungkap. Ada yang berbicara tentang cita-cita yang ingin dicapai, perjalanan yang ingin dilalui, dan tantangan yang siap dihadapi. Di bawah cahaya lembut lentera, setiap suara diakui, setiap mimpi didengarkan. Mereka saling menguatkan, menumbuhkan semangat dalam diri satu sama lain.
Di luar lingkaran lentera hijau-hitam, dunia terasa penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian. Namun, di sini, di bawah cahaya ini, mereka menemukan tempat aman untuk bernaung. Mereka belajar, bercanda, dan merayakan setiap langkah kecil menuju impian mereka. Ini adalah ruang di mana persahabatan tumbuh, di mana perbedaan dihargai, dan di mana harapan terus bersinar.
Malam demi malam berlalu, tetapi lentera hijau-hitam tetap bersinar, menjadi lambang dari semua yang mereka perjuangkan. Ini adalah lebih dari sekadar cahaya; ini adalah komitmen untuk terus berjalan meskipun gelap menyelimuti. Di bawah lentera ini, mereka bersumpah untuk tidak hanya menerangi jalan mereka sendiri, tetapi juga untuk saling membantu menerangi jalan satu sama lain.
Sebagai sebuah organisasi, mereka tahu bahwa bersama-sama, mereka mampu menghadapi apa pun yang datang. Lentera hijau-hitam akan selalu menjadi tempat mereka kembali, sumber inspirasi yang tak pernah pudar, dan pengingat bahwa dalam kegelapan, selalu ada cahaya yang menanti untuk ditemukan.
Penulis: Fajrin BilontaloÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H