Mohon tunggu...
Fajrin Bilontalo
Fajrin Bilontalo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Gorontalo

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banjir, Takdir, dan Kerancuan Berpikir: Sebuah Diskusi Santai

9 Agustus 2024   16:27 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Beju/Jefri Polinggapo 

Setelah menyalurkan bantuan kepada korban banjir di Gorontalo, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah Indomaret di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Di tengah waktu rehat kami, diskusi menarik pun tercetus tentang kerancuan berpikir yang sering muncul dalam kehidupan sosial kita.

"Kenapa, ya, setiap kali ada musibah seperti banjir, sering kali orang berpikir itu takdir dari Tuhan?" tanya saya pada abang saya, Jefri Polinggapo, memulai percakapan.

"Ah, kenapa kamu tanya begitu?" balas bang Jefri dengan aksen khas Gorontalo.

"Saya cuma bingung saja dengan cara berpikir seperti itu," jawab saya sambil tersenyum, berharap mendapat pencerahan.

Bang Jefri kemudian mengulas satu buku yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat, berjudul Rekayasa Sosial. 

Menurut buku tersebut, pemikiran seperti itu disebut Fallacy of Misplaced Concreteness atau kerancuan berpikir. Jalaluddin menegaskan bahwa ini adalah ketidakmampuan untuk merumuskan solusi konkret terhadap permasalahan yang ada, seperti banjir ini.

Dalam ilmu sosial, ada teori Post Hoc Ergo Propter Hoc, yang berarti kecenderungan membangun argumen sebab-akibat hanya berdasarkan urutan peristiwa. Yang datang pertama dianggap sebagai sebab, sementara yang datang kemudian menjadi akibat. 

Kerancuan ini, menurut sejarah, sering terjadi pada era reformasi. Banyak yang mengatakan bahwa reformasi menyebabkan harga sembako dan BBM naik. Namun, berdasarkan teori ini, kita diajak untuk berpikir bahwa sebenarnya reformasi tidak bisa disalahkan semata-mata sebagai penyebab masalah ekonomi.

Diskusi kami berlanjut pada dampak kerancuan berpikir ini terhadap masalah-masalah lain, seperti tanah longsor di Suwawa Timur, Provinsi Gorontalo yang banyak menelan korban. Dengan sistem ekonomi yang kurang baik, masyarakat menjadi lebih rentan terhadap bencana seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun