Untuk meraih kekuasaan, untuk menjajah rasa.
Cinta, yang seharusnya mulia dan luhur,
Kini terjepit dalam permainan busuk,
Menyusut di bawah lampu sorot,
Menjadi objek tawar-menawar, hingga menjadi kartu truf.
Dalam kerumunan massa, di hadapan podium,
Cinta menjadi orkestra yang dikendalikan,
Bukan lagi getaran jantung yang murni,
Namun dentingan politik yang menggelegar.
Inilah cinta yang terbelenggu oleh kepentingan,
Yang terdistorsi dalam peta kekuasaan,
Menjadi simbol yang tak lagi asli,
Dalam kancah politik yang penuh intrik dan kebohongan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!