Mohon tunggu...
Fajrin Bilontalo
Fajrin Bilontalo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Begini Kronologi Kematian Presiden Amerika Serikat Ke 16 Abraham Lincoln

26 Mei 2024   03:25 Diperbarui: 26 Mei 2024   05:44 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya mengulas tentang kronologi Pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke 16, Abraham Lincoln, yang saya baca dari bukunya A. Faidi, S.Hum berjudul Abraham Lincoln: Hidup dan Mati Bapak Demokrasi Sepanjang Masa.

Pada suatu malam, tanggal 14 April 1865, presiden Abraham Lincoln ditemani istrinya, Mary Todd Lincoln, dan juga perwira militer, Mayor Hendry Reed Rathbone bersama tunangannya, Clara Harris, mendatangi Teater Ford di ibu kota Washington DC untuk menyaksikan sebuah pertunjukan teater.

Konon, pertunjukan teater tersebut akan mempertontonkan sebuah lakon drama komedi yang ditulis Tom Taylor, berjudul Our American Cousin. Dalam pertunjukan tersebut, Presiden bersama rombongannya duduk di tempat khusus yang terletak di balkon dekat pagung pertunjukan.

Ditempat yang berbeda, pada waktu yang kurang lebih sama, John Wilkes Booth, seorang aktor yang sering melakoni pemeran utama dalam berbagai pementasan, sedang memesan minuman di Star Saloon, sebuah bar yang letaknya bersebelahan dengan Teater Ford.

Ditempat itu, ia memanggil pemilik bar, Peter Taltavul, dan memesan wiski. Sontak, pemilik bar tersebut kaget karena tidak biasanya Booth memesan wiski, yang sebelumnya Taltavul sudah mengenal kebiasaan minuman Booth.

Melihat reaksi Taltavul, Booth langsung menanggapi untuk tidak dipikirkan oleh pemilik bar tersebut. Booth kemudian ngobrol dengan Taltavul untuk nonton pertunjukkan pada malam itu, sebab kata Booth, akan ada adengan yang sangat hebat. Tanpa menunggu jawaban dari Taltavul, Booth melirik jam dinding dan pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

Sekitar pukul 21.45, Booth memasuki ruang depan teater. Di sana ia menyapa John Buckingham, seorang penjaga pintu yang memang sudah lama ia kenal. Setelah itu, Booth langsung menuju ruang rias. Sebagai seorang aktor yang sudah sering menggelar pementasan di tempat itu, semua orang di sana sudah mengenal dengan akrab. Hal itu tentu menjadi keuntungan bagi Booth, karena ia bisa keluar masuk ruangan-ruangan apapun yang ia inginkan tanpa menimbulkan kecurigaan.

Selain itu, sebagai seorang aktor teater, pastinya Booth sudah paham tentang apa pementasan yang sedang digelar. Bahkan, dia pun sudah tahu kapan waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya.

Saat itu, Lincoln sedang asyik menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung. Booth kemudian menyelinap memasuki gang di bagian belakang balkon dan menuju pintu balkon di tempat Lincoln menonton.

Kebetulan, saat itu gang sepi dan tak ada satu pun orang yang menjaganya. Satu-satunya petugas keamanan Presiden saat itu sedang berpatroli. Sementara Ward Lamon, pengawal pribadi sang Presiden sedang menjalani tugas lain yang diberikan oleh Presiden Lincoln.

Dalam kondisi seperti itu, Booth langsung menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan aksinya. Ia kemudian mengambil pistol yang ada di saku jasnya. Ketika ruangan bergemuruh dengan gelak-tawa penonton, Booth langsung mengarahkan pistolnya dan menembakkan ke arah kepala bagian belakang Lincoln dari jarak dekat.

Sontak, Lincoln tersungkur dan Booth meloncat dari dinding balkon ke panggung pertunjukan. Mayor Rathbone dengan refleks langsung meraih Booth untuk menangkapnya. Tapi, Booth melakukan perlawanan menebaskan sebilah pisau ke arah Mayor Rathbone hingga tangannya terluka.

Setelah itu, di tengah-tengah riuh penonton yang kaget ketakutan, Booth lalu berteriak "sic sumper tyrannis!" (Begitulah nasib tiran). Kemudian Booth berhasil kabur melewati pintu belakang gedung teater. Sementara para penonton saat itu masih begitu tertegun dan setengah tidak percaya akan kejadian yang menimpa Presiden.

Pada saat itu, Charles Leale, seorang dokter bedah, kebetulan berada di tempat kejadian. Gedung teater bergemuruh oleh teriakan penonton yang ketakutan. Dokter Charles kemudian bergegas menuju tempat Presiden yang telah terkapar.

Disana, Ia mendapati dua orang yang terluka parah, yaitu Mayor Hendry Rathbone dan Presiden Abraham Lincoln. Kemudian dokter Charles perhatian utamanya adalah presiden. Ia segera meraih tubuh presiden dari pelukan istrinya yang histeris dan membaringkannya di lantai balkon.

Dengan bantuan dokter Charles Sabin Traft, dokter Charles Leale segera melakukan upaya untuk menyelamatkan sang presiden. Dokter Charles Leale mengeluarkan gumpalan darah yang telah menyumbat luka sang presiden. Oleh karena itu, sedikit demi sedikit napas sang presiden mulai membaik.

Akan tetapi, hal itu tidak menjadi jaminan bagi keselamatan presiden. Sebab, peluru telah bersarang dan menembus tengkorak sang presiden hingga nyaris tembus ke bagian depan tengkorak. Dengan begitu, Dokter Charles Leale pun menyatakan bahwa luka Presiden sudah terlalu parah dan dengan berat hati ia menyatakan susah sekali untuk dipulihkan.

Atas dasar itulah, para dokter yang sedang berada di tempat kejadian tersebut, segera mengevakuasi sang presiden. Mereka mencari tempat perawatan sementara bagi sang presiden. Akhirnya, sang presiden pun dibawa ke sebuah hotel yang letaknya bersebrangan dengan Teater Ford. Di tempat inilah sang presiden mendapat penanganan yang lebih serius dari beberapa dokter yang mulai berdatangan, diantaranya Joseph K Barnes (Komandan Kedokteran Militer), Mayor Charles Hendry Crane, Anderson Ruffin Abbott, dan Robert K. Stone (dokter pribadi dang presiden).

Meski demikian, karena lukanya sudah terlalu parah, bebagai upaya penyelamatan pun tak berhasil menyelamatkan sang presiden. Pada 07:22 waktu setempat, tanggal 15 April 1865, sang presiden menghembuskan nafas terakhirnya dan dinyatakan meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun