Waktu- waktu sebelumnya sudah acap dia bermain peran bagai korban. Dengan tanpa malu dan terbuka dia pakai alat negerinya untuk menutup mulut-mulut kebenaran. Hingga anak negerinya tak lagi bisa berjalan untuk berpaham diatas tanah nya sendiri. Dia siapkan benteng bernyawa, dia siapkan caci, fitnah dan mala petaka.
Semua hanya untuk satu, dia berupaya tak Cuma satu kali saja. Dia tak sekedar miskin pikir dan kata. Tapi dia jendela bagi maling-maling dibumi bangsa itu. Bila ia akan terus maka maling-maling itu sudah tak lagi harus susah, keran jendela akan menjadi pintu.
Tapi rakyat tidak tinggal diam. Semakin di injak semakin mereka bangkit. Bersiaplah kau tuan. Bersiaplah kalian.
 -BERSAMBUNG-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H