Mohon tunggu...
Sosok

Soal Tiga Hal Ngawur yang Harus Kita Hentikan

30 Agustus 2018   16:17 Diperbarui: 30 Agustus 2018   16:21 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah dengar seseorang diklaim setara dengan seorang pemimpin kelas dunia, negarawan grade A kalau versi aku mah. Tapi setelah dilihat-lihat klaim itu sangat jahat dan tidak beralasan. 

Jahat kepada pemimpin grade A tadi, sebab tak adil bila ia disetarakan dengan orang yang dalam menemukan kalimat saja dia tak lihai. Pemimpin ini jauh dari visual yang lesu dan lunglai bak peran-peran protagonist teraniaya disenetron-sinetron kegemaran orang kita, sebaliknya pemimpin ini punya kecerdasan mumpuni hingga banyak disegani pemimpin dunia lain termasuk pada siapapun yang coba melemahkan negaranya, apalagi akan menjual bangsanya, tidak mungkin ia lakukan. 

Baginya tak perlu main watak untuk dicintai rakyatnya, rakyatnya tahu dia mau selamatkan mereka, bukan agen atau boneka. Jadi kesimpukanya klaim tersebut ga fair untuk bapak pemimpin tangguh tadi, klaim ga lebih dari sekedar halusinasi dari dayang-dayang orang yang sering lebih memilih sibuk terlihat sederhana ketimbang mengurus hidup rakyat yang untuk jadi sederhanapun susah. Pemimpin grade A itu adalah ERDOGAN.

Hi happy people, kamis gini aku pengen bahas tentang tiga hal, sebenarnya banyak, banyak hal yang harus kita hentikan tapi aku ambil tiga hal buat tulisan ku kali ini. Kita harus hentikan karena untuk titik itu seseorang tidak boleh sengawur itu. Ratusan juta jiwa diertaruhkan pada titik itu. Jadi harus kita hentikan immediately. Nanti aku sekalian kasih tahu caranya.

Ada lagi soal cerita klaim lainnya, bapak ini mengklaim bahwa ia melibatkan lembaga anti rasuah dalam perjalananya memilih calon wakilnya dalam sebuah laga. Hal ini pasti baik bila ini adalah kenyataan. 

Melakukan klaim akan sesuatu tentu sah-sah saja, namun bila tidak ada dalam kenyataan maka itu kemabali jadi halusinasi. Tak lama setelah klaim itu dilakukan, yak...juru bicara dari lembaga anti rasuah itu melakukan bantahan, bahakan setelah mengecek persuratan dilembaganya, klaim itu halu. Jeng.. jeng... kok gitu sih pak. Pak jubir ini radikal ya.

Tapi pak jubir masih kalah radikal sih sama klaim berikutnya, orang itu mengklaim bahwa ekonomi di negeri itu tumbuh dan meroket. Ada gerakan tangangya lagi... wuuush... meroket gitu. oh, big lie... jangankan rakyat ekonomi lemah, banyak pengusaha juga ngejerit. 

Daya beli menurun, bahkan disaat musim orang-orang belanja ga kira-kira, musim lebaran. Kalau main angka-angka aja siapapun bisa bikin, data perlu untuk menguatkan sebuah klaim, tapi oh sorry mister, you halu again. Seriuously, we need to stop him. Agan, why? Karena orang itu ada dititik yang terkesan saja ga boleh apalagi sudah benar-benar ngawur like that.

Ok..ok.. bila sebagai manusia kita harus saling memahami, jangan hanya bisa menyalahkan orang. Jangan Cuma bisa nyalah-nyalahin dong, pasti gitu kata pemujanya ntar. But, wait... orang itu juga sering melakukan tindakan yang dikeluhkan pemuja-pemujanya, keluhan tak cerdas sih, mereka harus tau posisi orang itu. Ok, orang ini acap kali, eh acap apa acab sih, pokoknya  seringlah, menyalahkan pendahulunya. 

Pernah soal hutang negara yang makin fantastis. Bilang kalau itu akibat warisan hutang dari pemerintah sebelumnya, ya elaaah... kan sebelum dilantik untuk titik itu kan harusnya udah tau dong lengkap dengan upaya penyelesaiannya. Terus bilang gini karena udah banyak dari sononya, jadi dia harus berat membayar bunga hutang itu yang juga makin banyak, ya kan ini juga harusnya udah tahu, harus udah dipikirin dong sebelum berani-beraninya nyalon. Kalo itu ayam-ayam SD juga tahu. 

Tapi  terus rajin banget buat utang baru kan, ya walaupun katanya mustahil negara tanpa hutang tapi udah tau gitu masih aja. Kalau kata bang Sandi hutang itu harus digunakan untuk hal-hal yang sangat produktif dan bisa membuka lapangan pekerjaan, buat WNI lo ya, buat Putera puteri bangsa. Hutang negara harus juga dimanfaatkan utntuk memastikan industrialisasi berkembang, konektifitas sentra pertumbuhan terbangun, dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Jangan buat gali lobang tutup lobang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun