Mohon tunggu...
Sosbud

Jumat, Memikirkan Gelombang, Meme, dan Kata-kata Bapak

20 Juli 2018   17:39 Diperbarui: 20 Juli 2018   17:52 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Happy Friday...

Di jam-jam menjelang weekend ini pasti pikiran kita bakal terbagi buat kemana ya besok? ntar malam jadi ga ya? Promo tempat makan baru seru ni kayak nya buat weekend ini atau yang bakal kerja sabtu minggu, udah belum ya preparenya? Apalagi ya yang perlu disiapkan? Gitu lah kira-kira...

Kalian golongan mana? Weekend fighters apa weekend lovers? Kalau aku bagian dari yang sedang usaha ngapain ya biar berhasil jadi weekend lovers di minggu ini. Sambal mikir-mikir plan yang ok sekaligus ekonomis disela-sela menyiapkan beberapa kerjaan yang harus mendapat finishing touch, dan sambil nyeruput mie instan rebus ekstra pedas yang jadi teman istirahat siang tadi, kembali aku buka sebuah buku yang akhirnya aku tamatkan membacanya.

Satu bagian dari buku itu mengingatkan aku sama meme yang menurut aku hmmm it's true, tentang sebuah kekuatan. Tentang sebuah nilai yang harus diperjuangkan. Bahwa dengan kekuatan itu semua yang tidak dalam posisi sebenarnya dan kadang posisi yang sampai menghimpit sesak bisa kita putar balik. Dengan kekuatan itu kondisi bangsa kita akan benar-benar sesuai apa yang seharusnya kita dapat dan kita punya. Ya... people power. Kekuatan rakyat.

Di buku yang aku bilang tadi tertulis begini: sahabatku yang budiman. Kita harus menggalang kekuatan sehingga terjadi gelombang kekuatan rakyat, kekuatan keadilan, kekuatan kejujuran, kekuatan kebangsaan yang tidak dapat dibendung. 

Betul sekali, jika kalian berhasil menebak ini adalah kembali kata pak Prabowo yang aku kutip, lagi. Sama seperti dua tulisan aku di Kompasiana sebelumnya. Buku yang aku maksud adalah sebuah buku yang berjudul Kata-Kata Prabowo. Awalnya tertarik dengan buku ini ketika aku dikirimin pernyataan pak Prabowo yang aku kutip di tulisan ku sebelumnya yang berjudul Forensik Photo dan Pendidikan Politik ala 08, oleh seorang teman di whatsapp yang akhirnya memberikan buku ini.

Kembali ke meme tadi, secara personal aku melihat dua energy yang saling terkait buat memantapkan keyakinan ku bahwa kita harus memilih untuk berdiri bersisian dengan siapa jika kita punya waktu dan keinginan memikirkan apakah adik-adik kita, ponakan-ponakan kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita akan bisa merasa dan berkata, aku bangga jadi anak Indonesia dimasa depan. Energy dengan kata-kata pak Prabowo yang diawali dengan menyapa kita sebagai sahabatnya dan diakhiri dengan sebuah fakta bahwa jika memang kita bersatu dalam kekuatan yang baik kekuatan yang akan membuat kaliamat aku bangga jadi anak Indonesia tadi benar-benar tidak akan terbendung.

Yang paling aku suka dari kata-kata itu adalah soal gelombang. Diimajinasi ku kita rakyat yang sudah memilih untuk mengunci tangan-tangan kita satu sama lain dan bergerak dalam kesatuan dan arah yang sama dalam upaya menenggelamkan kapal perompak yang mencuri terang-terangan dan tanpa malu lagi dinegeri kita. Bahwa kita adalah gelombang itu. Gelombang yang bergerak dengan kekuatan bersama, kekuatan rakyat, kekuatan keadilan, dan kejujuran. Dan bahwa dengan itulah berarti kita tidak egois hanya memikirkan bangsa ini kini saat kita masih merasa nyaman saja sekarang. Tapi apakah kita tega dengan anak-anak masa depan nusantara ini?

Gagasan dan ketegasan adalah kunci menurut ku. Gagasan akan hal-hal yang bisa bila kita satukan kekuatan kita maka  negeri ini akan benar-benar merdeka. Ketegasan yang dalam tuturnya mampu menggerakkan. Tak Cuma itu, tegas menolak saat disodorkan triliunan rupiah oleh mereka yang ingin agar dia berhenti dengan upaya nya menggalang  kekuatan rakyat.

Buat aku, bila yang selalu dia upayakan adalah agar bagaimana kita sebagai anak-anak bangsa dapat menggalang kekuatan untuk melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa, maka dia berbuat bukan lagi untuk dirinya. Maka dia adalah yang ingin merebut sesuatu tapi bukan untuk dirinya. Maka  memilih berpihak, maka aku memilih percaya, maka aku memilih masuk kedalam gelombang agar kekuatannya semakin besar hingga tak terbendung. 

Aku mau jadi tetes-tetes air yang besatu kuat jadi gelombang yang dipimpin oleh kekuatan yang dengan nyata mengajak kita semua bergerak, mengajak kita menjadi umat yang mau merubah keadaan karena tuhan tak akan membalikkan kondisi kita pada kebaikan bila kita tak bergerak, dipimpin oleh dia yang tahu bahwa dia tak punya kekuatan apa-apa bila kita tak mau bergabung dalam gelombang itu. Bahwa dia tak mau menina bobo kan kita bahwa dia akan A bahwa dia akan B, tapi gagasannya adalah ide yang akan di pimpinnya dengan kekuatan kita semua.

Bisa sih kalian baca lagi kata-katanya diatas, tapi ga tau aku pengen banget aja mengulangnya dengan menulisnya sekali lagi,

Sahabatku yang budiman. Kkta terus harus menggalang kekuatan, sehingga terjadi gelombang kekuatan rakyat, kekuatan keadilan, kekuatan kejujuran, kekuatan kebangsaan yang tidak dapat dibendung.

Asli lo itu aku ketik ulang, kaga copas.

Di jam yang hampir makin dekat dengan akhir pekan ini aku ngajak kalian membaca kata- kata bapak lagi perlahan-lahan sambil melihat dengan konsentrasi dua meme diatas.

Ini pikiran ku,

Gambar kiri: aku disadarkan kata-kata pak prabowo bahwa kita bisa menumpas kezoliman atau jika kita bukan korban kita bisa membantu yang terzolimi dengan kekuatan rakyat, people power, dia dan mareka berkuasa dalam kezoliman tak akan mampu membendung kekuatan kita. Kita mulai, kita kuatkan.

Gambar kana: bila kita tahu tempat kita berpijak sekarang adalah kesalahan, dan dengan mudah saja bergerak kita bisa menumpaskan kepemimpinan yang salah, tinggalkan, karena kekuatan kita adalah penentu masa nanti, bahwa mau kita pakai untuk apa kekuatan yang sekarang kita punya. 

Apabila nanti kita tahu tempat kita berpijak sudah benar, kita akan mengguanakan kekuatan kita untuk berdiri disitu sekuat tenaga karena hanya dengan sokongan kekuatan kita sebagai rakyat pada pembesar negri yang adil dan jujurlah kita tidak akan runtuh.

Kalau kalian? Feel free to put your kata-kata dikomen ya..

Happy weekend, happy people.

2019 Ganti Presiden 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun