Mohon tunggu...
MUHAMMAD FAJRINAL
MUHAMMAD FAJRINAL Mohon Tunggu... Jurnalis - arm,bam,nfa

d,jabkjbaj,dba

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter Penerus Bangsa

30 April 2019   22:39 Diperbarui: 30 April 2019   23:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru merupakan pengganti peran orang tua di sekolah dan dari sekian banyak peran guru dapat di simpulkan ada 4 peran yang menjadi solusi dalam pendidikan karakter  sehingga wajib dilakukan oleh seorang guru dalam pengoptimalan pendidikan karakter di sekolah.

Pertama ialah role model ada pribahasa lama mengatakan "Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari." dalam pribahsa ini menjelaskan bahwa setiap perilaku guru menjadi panutan bagi murid nya dalam segala aspek, jika guru melakukan sesuatu perilaku yang tidak pantas maka murid akan melakukan sesuatu yanglebih tidak pantas akan tetapi sisi positif nya ialah jikalau guru melakukan sesuatu yang bersifat baik maka murid akan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Kedua, menjadi motivator hal ini menjelaskan bahwa peran guru adalah memotivasi peserta didik agar timbulnya kesadaran dari dalam diri peserta didik sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Ketiga, sebagai inspirator hal ini menjelaskan bahwa guru dapat menginspirasi siswa lewat pengalaman atau cerita hidup yang dapat menimbulkan keinginan dari luar diri peserta didik untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Keempat, sebagai konselor disini guru yang merupakan peran pengganti orang tua di sekolah yakni dapat menjadi tempat bercerita peserta didik dalam segala hal,dan dalam hal ini guru juga di wajibkan sebagai tempat pembimbing peserta didik dalam setiap masalah yang di ceritakan.

Jadi bagaimana agar semua guru di Indonesia memiliki 4 peran tersebut, yakni yang pertama dan utama ialah ketika guru merupakan panutan bagi setiap murid disekolah, lalu siapa yang menjadi panutan seorang guru? Tentunya ialah kepala sekolah , pada solusi ini peran kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting, karena kepala sekolah lah yang mengontrol, mengelola, mengevaluasi  hingga meningkatkan kualitas dari guru-guru yang di pimpinnya karena baik atau buruknya suatu sekolah tergantung pemimpinnya maka dari itu seharusnya kepala sekolah ditiap sekolah di Indonesia haruslah di seleksi dengan ketat dan memiliki kualitas yang sangat baik, selanjutnya ialah pengwajiban bagi guru untuk membuat penelitian tentang "penerapan pendidikan karakter oleh guru terhadap peserta didik" ini dilakukan agar guru dapat peduli tentang karakter peserta didik mereka, dan guru juga dapat mencoba mencari solusi sendiri tentang langkah-langkah atau cara bagi guru untuk mendidik peserta didik mereka karena seperti yang kita ketahui setiap peserta didik merupakan memiliki karakter dan watak yang berbeda-beda tentunya penerapan solusi yang secara langsung kepada peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda,setelah menganalisis hal ini, guru harus melaporkan masalah dan solusi yang telah di telitinya kepada kepala sekolah dan dirapatkan terlebih dahulu oleh seluruh pihak yang berwenang di sekolah tersebut, lalu menerapkan solusi-solusi yang telah di teliti, selanjutnya hasil penerapan tadi harus di evaluasi, nilai apa saja yang perlu di tambahkan. Yang terakhir ialah pelatihan, memang benar telah banyak pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kepada guru-guru, dan pelatihan yang diberikan ialah pelatihan tentang materi pelajaran bidang guru masing-masing dan cara penyamapaian nya kepada peserta didik, tetapi bukan pelatihan seperti ini yang di maksud, melainkan pelatihan untuk jiwa guru-guru di Indonesia, yakni dengan pelatihan Emotional Spritual Quotient(ESQ) secara yang lebih mengarah ke pendidikan. Pada dasarnya ESQ bertujuan untuk meningkatkan dan menyelaraskan antara iptek maupun imtaq dalam satu mata pelajaran apapun tanpa terkecuali,mengapa pelatihan ESQ ini, karena 4 komponen ada atau tidaknya tergantung dari guru tersebut dan salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran kepada guru adalah dengan pelatihan ESQ ini.

Kemudian, setelah peran seorang guru telah terlaksana dengan baik, selanjutnya ialah peran peserta didik,yang mana dalam permasalah pendidikan karakter ini peserta didik lah yang memiliki peran paling penting, karena peserta didik ini lah yang merupakan generasi yang akan mempengaruhi bangsa Indonesia ke depannya. Akan tetapi realita yang terjadi di Indonesia saat ini ialah sangat banyaknya peserta didik yang memiliki moral atau karakter yang borbrok atau tidak pantas, mengapa dikatakan demikian karena masih banyak nya kriminalitas yang terjadi di Indonesia yang di sebabkan oleh peserta didik padahal peserta didik merupakan aset yang paling berharga bagi suatu bangsa. Maka dari itu kesadaran akan karakter sangat diperuntukan bagi para peserta didik, jadi solusi yang dapat diberikan ialah peserta didik seharus nya memiliki 4 komponen yang harus dilaksanakan yaitu 4M, apa itu 4M? 4M ialah Mengamati, Memahami, Merencanakan, dan Merealisasikan.

Mengamati, sebagai peserta didik yang baik, seharus nya peserta didik dapat peka dengan lingkungan yang terjadi di sekitarnya baik itu di lingkungan keluarga,sekolah, maupun masyarakat dengan mengamati peserta didik dapat mengatahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari lingkungannya masing-masing, dalam hal ini lebih di utamakan dalam mengamati karakter yang ada pada teman-teman dan diri peserta didik sendiri.

Memahami, sebagai peseta didik haruslah benar-benar paham dengan permasalahan yang terjadi di negara ini, maka dari itu peserta didik juga harus paham mengapa sekarang pemerintah sangat bersikeras dalam penanaman karakter bagi peserta didik, dan peserta didik juga wajib paham fungsi karakter bagi dirinya dan paham pula bagaimana jika para penerus bangsa ini, tidak memiliki karakter sama sekali.

Merencanakan, mengapa merencanakan? Karena pada saat sekarang ini sangat banyak peserta didik yang tidak memiliki planning  dalam hidup mereka ke depannya, rencana untuk mereka sendiri saja banyak yang tidak tahu, apalagi planning mereka untuk memajukan bangsa ini, maka dari itu sebagai peserta didik harus lah memiliki kata "rencana" dalam jati diri mereka.

Merealisasikan, realisasi merupakan dedikasi atau  usaha nyata bagi peserta didik dalam mewujudkan tujuan bangsa Indonesia, terutama penanaman karakter bagi diri mereka sendiri.

Jadi bagaimana 4M ini dapat ada dalam diri peserta didik? Dalam hal mengamati dan memahami kita dapat menggunakan sistem TOK (Theory of Knowledege)  untuk penerapan di sekolah, mengapa demikian? Karena kurangnya mengamati dan memahami dalam diri peserta didik di karenakan,pemikiran peserta didik yang kurang kritis, dalam TOK ini dapat di kembangkan pemikiran peserta didik yang kritis dan berwawasan, selanjutnya dalam merencanakan dan merealisasikan dapat di latih dengan adanya organisasi-organisasi yang ada di sekolah seperti halnya OSIS, PRAMUKA, PMR, dan masih banyak organisasi-organisasi baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah dan ekstrakulikuler lainnya, akan tetapi kenyataan nya ialah masih banyak peserta didik yang menghabiskan waktu kosong mereka dengan sesuatu yang kurang bermanfaat, dari hal ini yang dapat di lakukan pengwajiban bagi seluruh peserta didik yakni pembuatan karya dengan tema "membangun karya untuk Indonesia" dengan demikian dapat meningkatkan kepedulian peserta didik akan masa depan bangsa ini dan membuat peserta didik merasa menjadi partisipasi pembangunan di Indonesia.

Dan terakhir ialah sistem" RaP(reward and punishment)" yang harus di tetapkan di sekolah,apa itu sistem "RaP" yaitu apresiasi tinggi dari sekolah kepada peserta didik yang berkarakter contoh nya seperti peserta didik yang lebih mengutamakan kejujuran dari pada nilai, di sini guru seharusnya lebih mengapresiasi peserta didik yang memiliki jiwa seperti ini, tapi kenyataan nya sistem pendidikan yang sekarang membuat peserta didik lebih mementingkan nilai dari pada apapun.

Komponen yang terakhir ialah OSIS, tentu akan ada pertanyaan mengapa harus OSIS?mengapa tidak Pramuka, PMR, dsb. Ini dikarenakan untuk menyesuaikan dengan sekolah yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang mana di sekolah daerah seperti ini masih banyak yang tidak memiliki kegiatan pramuka ataupun PMR akan tetapi sekolah di daerah terebut dapat melatih peserta didik nya dalam Organisasi Intra Sekolah (OSIS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun