Jum'at, 24 Mei 2024, hari itu kami mendapat informasi, bawa diadakannya pertemuan organisasi di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Saat itu, saya dan 7 teman saya lainya datang ke pertemuan tersebut, guna memilih pemimpin yang akan mengkoordinasi setiap cabang yang terkaver dalam sebuah organisasi.
Dalam perjalanan menuju tempat pertemuan itu, saya menanyakan kepada salah satu teman saya yang memimpin kelompok kami.
"Siapa yang akan kita pilih nanti, saat sesampainya disana?" Tanya saya
"Yang kita pilih menjadi pemimpin adalah si modi," jawab teman saya.
"Lalu siapa yang bersama kita, yang akan memilih modi?" Tanyaku lagi.
"Ada 4 gerombolan yang bersama dengan kita disana," jawab teman saya lagi.
Setelah mengetahui hal itu, saya langsung berfikir akan bersama-sama dengan 4 gerombolan itu akan memilih si Modi.
Sesampainya disana, dengan segala kesiapan yang sudah saya simpan dalam otak saya, untuk saya sampaikan dalam forum pertemuan tersebut.
Awalnya semua berjalan dengan lancar, tiba-tiba di tengah-tengah pemilihan salah satu dari 4 pemimpin gerombolan tersebut mengatakan bahwa ia tidak memilih si Modi. Padahal kita sudah sepakat untuk memilih si Modi, walupun kalah ataupun menang pemilihan ini, kita sudah menunjukkan bahwa kita tidak ingin menghindari kelompok.
Namun, pimpinan dari gerombolan tersebut malah mengkhianati kami, dengan dalih bahwa ia tidak memilih salah satu dari gerombolan kami.
Dengan rasa kesal dan sangat kecewa, akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan meninggalkan pertemuan tersebut dengan hati yang kecewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H