Mohon tunggu...
F Putri
F Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Creative content writing enthusiast

selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Simak Tips Investasi yang Benar! Supaya Gak Kena Tipu

16 November 2022   21:10 Diperbarui: 16 November 2022   21:25 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi terjadi lagi, kita kembali dihebohkan dengan berita penipuan investasi. Kali ini yang teranyar menimpa ratusan mahasiswa dan mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terjerat pinjaman online (pinjol) akibat penipuan berkedok investasi.

Kabarnya hal ini bermula dari modus kerja sama bisnis online shop dengan iming-iming keuntungan bagi hasil 10% per bulan. Adapun korban bisa terjerat pinjol adalah karena pelaku mensyaratkan korbannya untuk mengajukan pinjaman online dan mengirimkan uangnya untuk memperoleh keuntungan 10% tersebut. 

Namun faktanya setelah korban melakukan pinjam online dan mentransferkan uang yang didapatnya kepada pelaku, keuntungan yang dijanjikan tersebut tidak ada. Alhasil kini korbannya terjerat pinjol hingga dikejar debt collector.

Ironis memang jika investasi dilakukan sekedar ikut-ikutan karena termakan bujuk rayu teman maupun orang sekitar, niat hati ingin mendapatkan keuntungan malah apes harus menanggung kerugian. Investasi yang baik harus dibarengi dengan literasi keuangan yang cukup, berikut beberapa tips keuangan sebelum memulai berinvestasi

1. Cek Arus Kas Keuangan

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi wajib hukumnya untuk mengecek kesehatan keuangan kita sendiri.

Tujuannya adalah untuk mengetahui posisi arus kas kita itu positif atau negatif. Arus kas yang positif menandakan kondisi keuangan yang sehat, artinya rasio pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran dan hutang yang kita punya, sehingga kewajiban hutang masih bisa dibayar dengan baik dan ada dana yang dapat ditabung minimal 10% dari total pendapatan yang diperoleh setiap bulan. 

Sedangkan arus kas yang negatif menandakan pendapatan yang diperoleh belum cukup untuk mengcover pengeluaran dan hutang yang kita punya, jadi jangankan ada dana untuk ditabung untuk membayar hutang saja masih kurang.

Nah, untuk mengetahui kondisi keuangan sehat atau tidak, cara termudah yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan budgeting. Rutinlah mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran harian maupun bulanan, dengan begitu kita bisa mengetahui berapa uang yang didapat, berapa uang yang dipakai, serta berapa uang yang dapat disisihkan.

Jika arus kas keuangan kita positif maka kita sudah siap memulai berinvestasi, namun jika arus kas kita masih negatif lebih baik kita fokus untuk memperbaiki pengelolaan keuangan kita.  

2. Kenali Profil Risiko

Nah, setelah mengetahui kondisi keuangan. Selanjutnya kita juga perlu mengetahui profil risiko kita. Hal ini bertujuan supaya kita bisa menentukan instrument investasi apa yang paling pas dengan tujuan keuangan kita dan risiko dari instrument investasi yang kita pilih masih bisa ditoleransi dengan kondisi keuangan kita.

Perlu diketahui, setiap instrument investasi memiliki risiko yang berbeda. Semakin besar keuntungan yang akan diperoleh, maka akan semakin tinggi risikonya. Inilah kenapa kalimat 'high risk high return' begitu dikenal dalam jagat investasi. Sebelum menentukan instrument investasi kita perlu tahu jenis-jenis profil risiko investasi. 

Dalam dunia investasi, umumnya ada 3 kategori profil risiko seorang investor, yaitu mulai dari tipe konservatif yang paling aman, moderat risiko menengah, sampai agresif yang berisiko tinggi.

Untuk menentukan profil risiko investasi kita perlu memperhatikan beberapa faktor, diantaranya :

  • Kondisi keuangan

Seseorang dengan pendapatan besar dan stabil akan cenderung memilih instrument investasi yang berisiko tinggi seperti saham, kripto, atau instrument berisiko tinggi lainnya. Sedangkan orang dengan pendapatan yang cukup akan lebih memilih instrument investasi dengan risiko yang lebih rendah dan stabil seperti emas maupun reksadana.

  • Faktor U (Usia)

Bukan cuma kesehatan kita yang dipengaruhi oleh faktor U, melainkan profil risiko investasi juga. Umumnya kalangan muda akan memilih instrument investasi dengan risiko yang tinggi karena akan memberikan keuntungan yang maksimal untuk mencapai tujuan keuangannya. Sedangkan kalangan yang lebih tua akan lebih berhati-hati dalam berinvestasi sehingga akan lebih memilih instrument investasi yang lebih aman dan stabil.

  • Pengetahuan Investasi

Disamping faktor usia, pengetahuan seseorang tentang investasi yang dilakukannya juga akan mempengaruhi profil risiko investasinya. Ketika seseorang memiliki pengetahuan lebih mendalam tentang investasi maka orang tersebut telah memahami risiko bahkan bisa membuat strategi untuk mencegah risiko tersebut, sehingga akan jauh lebih siap dan akan cenderung memilih instrument investasi berisiko tinggi. Sedangkan seseorang yang baru mengenal investasi dan belum tahu apa-apa tentang investasi lebih disarankan untuk memilih instrument investasi berisiko rendah atau menengah.

3. Tentukan Instrumen Investasi, Pahami Konsep dan Risikonya

Setelah mengetahui profil risiko investasi maka, selanjutnya kita perlu memilih instrument investasi yang sesuai dengan profil risiko kita. Insturmen investasi merupakan asset dimana kita akan menanamkan modal atau uang kita ke dalamnya. Misalnya, seseorang dengan profil risiko investasi moderat lebih cocok dengan instrument investasi berupa reksa dana. 

Nah, ketika memilih reksa dana, maka perlu mengetahui jenis reksa dana yang tepat, cara kerja reksa dana tersebut, produk reksa dana yang tersedia, berapa perkiraan keuntungnnya, seperti apa risiko kerugiannya, serta biaya-biaya lain yang akan dikeluarkan saat membeli produk reksa dana tersebut seperti fee manajer investasi, atau perusahaan investasi, serta pajak jual beli. 

Dengan memahami konsep dan risiko instrument investasi yang dipilih, kita bisa mengetahui untung dan rugi jika berinvestasi di instrument tersebut.

4. Memilih Tempat Invetasi

Ada beberapa kriteria tempat investasi yang aman yaitu perusahaan yang melakukan penawaran investasi wajib memiliki izin usaha dari otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia, Bappebti, maupun Kementerian Koperasi dan UKM.

Hal ini menandakan legalitas tempat investasi itu benar dan tidak bodong. Pastikan juga legalitasnya tidak palsu. Untuk perusahaan investasi, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bukan merupakan izin untuk melakukan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi. 

Selanjutnya perlu diingat, tidak ada unsur titip dana yang menjanjikan keuantungan besar dalam waktu singkat ataupun yang menjanjikan bebas risiko. Segera laporkan kepada pihak berwajib ataupun Sekeretariat Satgas Waspada Investasi apabila mengetahui ada tawaran penghimpunan dana dan pengelolaan investasi yang ilegal atau mencurigakan.

5. Jangan Pernah Berinvestasi Menggunakan 'Uang Panas'

Uang panas yang dimaksud adalah uang kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kemudian, uang yang diperoleh melalui pinjaman juga dapat termasuk uang panas. Intinya uang panas merupakan uang yang akan selalu berputar dan digunakan untuk berbagai keperluan, sementara uang yang didapat dari pinjaman akan ada masanya kita perlu mengganti uang tersebut.

Jadi bayangkan ketika investasi yang kita lakukan menggunakan uang hasil pinjaman tidak memberi keuntungan dan malah menimbulkan kerugian, lalu dari mana kita akan membayar utang tersebut? Jadi sebisa mungkin berinvestasilah menggunakan uang yang menganggur atau sedang tidak digunakan untuk keperluan apapun.

6. Perluas Pengetahuan Seputar Investasi

Setelah mengikuti beberapa tips diatas, membuat rekening investasi dan mulai berinvestasi di instrument investasi pertama. Maka langkah selanjutnya dan harus terus berlanjut adalah jangan pernah berhenti menggali pengetahuan tentang investasi. 

Selamat dan semangat untuk kita yang sudah memulai berinvestasi dengan cara yang benar, semoga investasi yang kita lakukan hari ini membawa banyak keuntungan di kemudian hari :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun