Mohon tunggu...
Fajri Maulana Abidzar
Fajri Maulana Abidzar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fisika Universitas Airlangga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Fenomena Spirit Doll: Membahayakan atau Menyelamatkan?

5 Juli 2022   01:44 Diperbarui: 5 Juli 2022   01:54 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto : Instagram/wendywalters
Sumber foto : Instagram/wendywalters
Spirit doll atau yang kerap diartikan sebagai boneka arwah ramai saat ini tengah menjadi topik hangat yang diperbincangkan masyarakat Indonesia. Bukan tanpa alasan, mencuatnya fenomena spirit doll ini dilatarbelakangi setelah beberapa publik figur tanah air memamerkan spirit doll yang dimiliki di hadapan khalayak umum. Salah satu publik figur yang menarik perhatian publik adalah Ivan Gunawan. Desainer kelahiran 31 Desember 1981 tersebut dikenal memiliki dua buah spirit doll yang diberi nama Miracle Putra Gunawan dan Marvelous Putra Gunawan. Begitu banyak tanggapan yang dilontarkan kepada pria yang juga kerap disapa dengan Igun. Kendati demikian, Ivan Gunawan merasa bahwa hal tersebut merupakan hal wajar karena setiap orang tentu akan memiliki pandangan yang berbeda pula.

Jika dilihat dari sejarah perjalanannya, spirit doll merupakan sebuah fenomena yang telah berkembang jauh sebelum mencuat di kalangan masyarakat Indonesia. Fenomena spirit doll ini rupanya juga menarik akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sindung Tjahyadi untuk turut melontarkan opininya. Menurutnya, spirit doll bukanlah sebuah fenomena baru, bahkan spirit doll dikenal memiliki sejarah panjang sejak peradaban manusia. Seperti halnya di wilayah Roma, tak jarang beberapa ritual magis kerap menggunakan boneka sebagai media perantara manusia untuk terhubung dengan dewa atau dewi yang diyakini. Di Mesir, boneka juga memiliki peran penting dalam beberapa upacara keagamaan atau simbolis dalam ritual tertentu yang berkembang. Sedangkan di bagian penjuru Afrika, keberadaan sebuah boneka atau patung dianggap sebagai bentuk perwujudan roh yang dapat melindungi hingga menyembuhkan masyarakat setempat.

Fenomena spirit doll telah menuai beragam pendapat di kalangan masyarakat. Pasalnya, di Indonesia spirit doll semakin ramai diperbincangkan karena maraknya tindakan adopsi yang dilakukan oleh beberapa publik figur terhadap spirit doll tersebut. Asumsi kembali timbul ketika adanya isu yang menyatakan bahwa boneka arwah dapat membawa keberuntungan serta nasib baik bagi pemiliknya. Terlepas dari maraknya pemberitaan bahwa spirit doll konon diisi oleh sosok roh, pernyataan tersebut tentu menjadi tanya besar dalam konteks pikiran akal sehat. Adanya perlakuan khusus yang diberikan terhadap sebuah boneka dapat dikatakan sebagai sesuatu yang irasional karena perilaku tersebut merupakan sesuatu yang dirasa tidak memiliki substansi. Ketika spirit doll semakin merebak di kalangan masyarakat, aspek rasionalitas akan menjadi hal utama yang dipertanyakan. Apabila rasionalitas dalam kehidupan manusia mengalami guncangan, situasi tersebut tentu akan berdampak pada terjadinya suatu pergeseran tatanan nilai di masyarakat. Menurut Piliang (2004), akibat dari situasi tersebut adalah terjadinya skizofrenia, yakni bentuk kekacauan dalam struktur psikis berupa memudarnya realitas makna seseorang akibat dari adanya pergeseran makna tertentu.

Seperti yang dilakukan oleh desainer terkemuka Ivan Gunawan, ia mengatakan bahwa diperlukan ketelitian serta ketelatenan khusus dalam merawat boneka yang dimilikinya. Anggapan kembali mencuat tatkala perilaku tersebut dikaitkan dengan adanya fantasi yang berlebihan. Jika dipertimbangkan dari segi logika dan akal sehat manusia, segala bentuk perlakuan yang diberikan kepada boneka tersebut tidak dapat sepenuhnya diibaratkan layaknya kebutuhan manusia pada umumnya. Seperti halnya kasih sayang (social needs) dan kebutuhan fisik (physiological needs) yang termasuk kebutuhan makan dan minum. Maka dari itu, akan sulit dirasa jika hal tersebut diibaratkan sebagai realitas sosial, sebaliknya hal tersebut justru mengarah pada ranah perwujudan fantasi belaka seseorang.

Meskipun kerap menerima terpaan kritik pedas di kalangan masyarakat, fenomena spirit doll rupanya juga turut memiliki sisi lain yang tak banyak diketahui sebelumnya. Sebagai seorang psikolog, Ribu Badai mengungkap asumsi berbeda mengenai maraknya fenomena spirit doll di Indonesia. Menurut pernyataan beliau, fenomena boneka arwah ini merupakan permainan ilustrasi dari alam bawah sadar manusia. Ia menilai jika fenomena ini adalah sebuah kewajaran karena spirit doll dapat menjadi salah satu media yang digunakan dalam menyalurkan hobi atau ketertarikan bagi mereka yang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan boneka. Selain sebagai media penyaluran hobi, spirit doll juga menjadi salah satu bentuk akselerasi seseorang untuk mengekspresikan berbagai imajinasi yang terlintas di benaknya.

Selain berdampak pada pengembangan imajinasi seseorang, spirit doll dikaitkan sebagai sesuatu yang keberadaannya dapat menunjang aspek peningkatan ekonomi. Dalam realita di lapangan, peningkatan daya konsumsi masyarakat akibat merebaknya fenomena spirit doll tersebut akan berdampak pula pada terjadinya kenaikan produktivitas industri pembuatan boneka. Pernyataan tersebut kembali diperkuat ketika muncul asumsi-asumsi lain mengenai dampak ekonomi yang diberikan atas pengaruh fenomena spirit doll seperti halnya timbul kecenderungan di kalangan para publik figur yang akan membutuhkan bantuan babysitter untuk mengasuh boneka yang mereka miliki. Dengan demikian, mencuatnya fenomena spirit doll saat ini dapat menjadi salah satu upaya untuk memperluas lapangan pekerjaan serta memangkas angka pengangguran di kalangan masyarakat.

Tak hanya memiliki keterkaitan dalam bidang ekonomi, penggunaan boneka sebagai media penyembuhan rupanya menjadi hal yang tak asing dalam dunia kesehatan. Seorang psikolog Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Nurul Hartini mengungkapkan, boneka atau spirit doll sebenarnya dapat menjadi salah satu strategi pemulihan mental bagi sebagian orang. Secara psikologis, boneka adalah salah satu alternatif solusi sarana penyegaran pikiran selama tidak dipergunakan secara berlebihan. Dalam artiannya, penggunaan boneka dalam praktik kesehatan tentu disarankan untuk tetap berada di bawah pendampingan dari psikolog maupun psikiater terkait sehingga apabila terindikasi terjadinya perilaku negatif pada individu, hal tersebut dapat diantisipasi dengan penanganan yang tepat dari para ahli di bidangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun