Mohon tunggu...
Fajri RamadhanMarviano
Fajri RamadhanMarviano Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Biologi, Universitas Andalas, Padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Drama Kehidupan Si "Terumbu Karang"

21 Desember 2022   09:19 Diperbarui: 28 Desember 2022   22:48 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Drama Kehidupan Si "Terumbu Karang"

 

Oleh :

Fajri Ramadhan Marviano, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

Tugas Mata Kuliah Biodiversitas Tropika S2 Pascasarjana Departemen Biologi, FMIPA, UNAND

Dosen Pengampu : Dr. Feskaharny Alamsjah

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah baik daratan maupun laut. Kekayaan alam ini penuh dengan berbagai potensi yang dimiliki penghuninya baik flora maupun fauna. Semua sumber daya itu dapat memberikan arti sangat penting dan strategis bagi pembangunan kehidupan masyarakat. Salah satunya di wilayah pesisir dari perairan laut Indonesia yang dikenal dengan sebutan pantai yang memiliki berbagai potensi baik dari aspek produksi, konservasi, rekreasi dan pariwisata. 

Di antara ekosistem yang terdapat dari wilayah indonesia terdapat beberapa ekosistem unik diantaranya oasis dan ekosistem air panas pada area terestrial dan ekosistem terumbu karang pada area perairan. 

Keunikannya terletak dari segi keberadaan karang yang menjadi pusat keindahan dan fungsional bagi makhluk hidup sekitarnya yang berada di pesisir pantai. Diketahui bahwa ekosistem terumbu karang dihuni oleh lebih dari 93.000 spesies, bahkan diperkirakan lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini. Ekosistem ini memiliki karakteristik lainnya yaitu kadar CaCO3 yang tinggi dan komunitasnya didominasi oleh berbagai jenis hewan karang keras seperti filum Scnedaria, kelas Anthozoa, Ordo Madreporaria, Scieractinia, alga berkapur dan organisme lainnya yang mengeluarkan CaCO3.

Ekosistem terumbu karang yang sangat kaya akan plasma nutfah ini dipengaruhi dengan berbagai macam faktor lingkungan diantaranya tingkat kejernihan air laut, arus laut, salinitas dan suhu. Faktor ini sangat mempengaruhi kehidupan hewan di ekosistem terumbu karang seperti Zhooxanthella yang berfotosintesis menggunakan bantuan cahaya matahari membutuhkan lingkungan hidup dengan air yang jernih. Dan arus biasanya akan mempengaruhi daya angkut oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup ekosistem tersebut untuk tetap eksis dilingkungannya. Dengan kita mengenal faktor lingkungan yang menunjukkan kespesifikan dan kespesialan ekosistem terumbu karang tentu kita akan disuguhkan beberapa contoh penghuni yang indah dari ekosistem yang indah ini. Pada ekosistem ini terdapat berbagai hewan karang. Apa itu hewan karang??? Hewan karang merupakan biota yang mampu membentuk zat yang keras dari zat kapur yang disebut karang. Hewan karang inilah yang menjadi aktor utama terbentuknya ekosistem terumbu karang sebagai sumber makanan, rumah dan aktivitas harian hewan laut lainnya. Karang ini berukuran sangat kecil sehingga disebut polip. Karang yang berkumpul dalam jumlah yang banyak dan melewati proses yang lama sehingga terbentuklah suatu terumbu karang.

Lalu apa aja sih yang terdapat di ekosistem terumbu karang selain karangnya?? Di ekosistem terumbu karang penuh dengan berbagai biota lainnya seperti mandarin fish yang memiliki corak tubuh seperti kain jubah khas Tiongkok dengan perpaduan warna biru dan orange yang beraktivitas mencari makanan di terumbu karang. Lion Fish juga penghuni yang cantik dengan corak tubuhnya loreng dan surai yang bermekaran dan keunikan memiliki racun sebagai pertahanan diri. Juga terdapat Moon Jellyfish yang memiliki kemampuan unik dapat memantulkan sinar dikeitarnya yang ciri tubuhnya transparan dan menjadi sumber makanan bagi penyu. Selain itu, juga dijumpai Palette surgeonfish dengan penampakan tubuh berwarna biru, hitam dan kuning seperti tokoh ikan di film animasi "Finding Nemo" yang bernama Dory. Ikan ini menjadikan terumbu karang sebagai benteng pertahanan dari ancaman predator. Ikan badut atau clown fish juga dijumpai di ekosistem terumbu karang dengan tubuh mungil berwarna orange putih ini menjadikan terumbu karang sebagai rumah dan tempat bertelur.

            Namun apakah makhluk hidup tersebut atau terumbu karang tersebut memberikan peranan yang positif terhadap lingkungan?, tentunya iya, ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obat-obatan bagi manusia di masa kini maupun mendatang. Selain itu keindahannya juga menjadi potensi ekowisata yang memberikan nilai kultural, nilai ekonomis dan nilai pendidikan lingkungan didalamnya. Ekosistem terumbu karang yang menjadi tempat tinggal ribuan hewan dan tumbuhan didalamnya akan menjadikan hal tersebut berpotensi ekonomis yang tinggi terutama pada masyarakat lokal yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Sekitar 9 juta ton atau sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia diperoleh dari kekayaan ekosistem terumbu karang. Selain nilai ekonomisnya, ekosistem terumbu karang menjadi laboratorium alami dengan potensinya secara ilmiah seperti Sponge sebagai bahan bioaktif obat-obatan kanker dan kandungan kalsium karbonat yang kaya dari terumbu karang berpotensi sebagai pengobatan osteoporosis.

            Menyinggung soal senyawa bioaktif yang memberikan manfaat untuk perlindungan terhadap predator, kompetisi ruang hidup, reproduksi, antifouling, dan antimikroba. Senyawa ini juga terdapat dikekayaan makhluk hidup mikro yang terdapat di ekosistem terumbu karang yaitu bakteri. Bakteri penghuni terumbu karang yang memiliki kandungan senyawa bioaktif yaitu, Staphylococcus sp., Plessiomonas sp., Actinobacillus sp., Actinomyces sp., dan Aerococcus sp. Bakteri-bakteri ini memberikan zona hambat atau menghambat pertumbuhan dari bakteri E. coli, S. aureus yang dapat memberikan efek negatif pada makhluk hidup dengan senyawa bioaktifnya yang bersifat antibakteri. Sehingga potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam kajian ilmiah medis yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Selain memiliki kebermanfaatan terhadap manusia, bakteri-bakteri yang terdapat di terumbu karang juga memberikan asosiasi positif terhadap terumbu karang itu sendiri karena kandungan antibiotik yang dikandung bakteri tersebut dapat menjaga dan melindungi terumbu karang dari serangan patogen dan bakteri jahat seperti Vibrio shiloi, Vibrio coralliilycticus, Aspergilus sydowii, Aurantimonas coralicida, Serratia marcescens, dan Thalassomonas loyana. 

            Namun keindahan dan kebermanfaatan tersebut dapat saja akan sirna dengan berbagai faktor dalam "Drama Kehidupan" si terumbu karang. Sehingga hal ini perlu perhatian dan kepedulian terhadapnya. Beberapa faktor yang dapat mengancam keberadaan dan kelestarian terumbu karang ialah faktor alam seperti badai gelombang, pemanasan global, predator alam dan erosi tanah yang bersumber baik dari daratan maupun pesisir perairan. Selain itu aktivitas antropogenik juga dapat mempengaruhi penurunan kualitas hidup terumbu karang seperti sampah dan air limbah yang dibuang sembarangan, buruknya pengelolaan Daeran Aliran Sungai (DAS), kegiatan Destructive Fishing and Collecting, eksploitasi batu karang, dan pembangunan wisata bahari yang tidak menerapkan konsep ekowisata. Sehingga diperlukan adanya suatu aktivitas penjagaan dan pengelolaan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Aktivitas pengelolaan yang dapat dilakukan berupa penetapan peraturan oleh lembaga regulator seperti pemerintah baik pusat maupun daerah yang mengatur akan pengelolaan sumber daya alam, penjalanan fungsi lembaga operator dengan semestinya, sosialisasi dan penerapan hidup tidak membuang sampah sembarangan, menerapkan konsep ekowisata di wisata bahari terumbu karang, dan mengawasi kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang terdapat di terumbu karang, dan pemantauan lainnya yang bertujuan agar mempertahankan kondisi terumbu karang agar tidak mengalami degradasi kualitas dan tetap memberikan potensi kebermanfaatannya yang luar biasa sebagai ekosistem unik Indonesia.

Referensi :

Asriningrum, W., Dault, A., Arifin, P. 2004. "Studi Identifikasi Karakteristik Terumbu Karang Untuk Pengelolaan dan Penentuan Pulau Kecil Menggunakan Data Landsat". Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Harpeni, E. Eksplorasi Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Karang Lunak Sebagai Alternatif Sumber Senyawa Bioaktif : Uji Hayati Antibakteri. Biosfera, Vol (24) 3 : 1-7.

Restu, I., W. 2016. " Ekosistem Terumbu Karang dan Statusnya (Studi Kasus Kondisi Terumbu Karang di Provinsi Bali)". Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Bali.

Yuliani, W., Ali, S., M., Saputri, M. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Oleh Masyarakat di Kawasan Lhokseudu Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Vol (1) 1 : 1-9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun