Mohon tunggu...
Fajri RamadhanMarviano
Fajri RamadhanMarviano Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Biologi, Universitas Andalas, Padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Drama Kehidupan Si "Terumbu Karang"

21 Desember 2022   09:19 Diperbarui: 28 Desember 2022   22:48 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Namun apakah makhluk hidup tersebut atau terumbu karang tersebut memberikan peranan yang positif terhadap lingkungan?, tentunya iya, ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obat-obatan bagi manusia di masa kini maupun mendatang. Selain itu keindahannya juga menjadi potensi ekowisata yang memberikan nilai kultural, nilai ekonomis dan nilai pendidikan lingkungan didalamnya. Ekosistem terumbu karang yang menjadi tempat tinggal ribuan hewan dan tumbuhan didalamnya akan menjadikan hal tersebut berpotensi ekonomis yang tinggi terutama pada masyarakat lokal yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Sekitar 9 juta ton atau sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia diperoleh dari kekayaan ekosistem terumbu karang. Selain nilai ekonomisnya, ekosistem terumbu karang menjadi laboratorium alami dengan potensinya secara ilmiah seperti Sponge sebagai bahan bioaktif obat-obatan kanker dan kandungan kalsium karbonat yang kaya dari terumbu karang berpotensi sebagai pengobatan osteoporosis.

            Menyinggung soal senyawa bioaktif yang memberikan manfaat untuk perlindungan terhadap predator, kompetisi ruang hidup, reproduksi, antifouling, dan antimikroba. Senyawa ini juga terdapat dikekayaan makhluk hidup mikro yang terdapat di ekosistem terumbu karang yaitu bakteri. Bakteri penghuni terumbu karang yang memiliki kandungan senyawa bioaktif yaitu, Staphylococcus sp., Plessiomonas sp., Actinobacillus sp., Actinomyces sp., dan Aerococcus sp. Bakteri-bakteri ini memberikan zona hambat atau menghambat pertumbuhan dari bakteri E. coli, S. aureus yang dapat memberikan efek negatif pada makhluk hidup dengan senyawa bioaktifnya yang bersifat antibakteri. Sehingga potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam kajian ilmiah medis yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Selain memiliki kebermanfaatan terhadap manusia, bakteri-bakteri yang terdapat di terumbu karang juga memberikan asosiasi positif terhadap terumbu karang itu sendiri karena kandungan antibiotik yang dikandung bakteri tersebut dapat menjaga dan melindungi terumbu karang dari serangan patogen dan bakteri jahat seperti Vibrio shiloi, Vibrio coralliilycticus, Aspergilus sydowii, Aurantimonas coralicida, Serratia marcescens, dan Thalassomonas loyana. 

            Namun keindahan dan kebermanfaatan tersebut dapat saja akan sirna dengan berbagai faktor dalam "Drama Kehidupan" si terumbu karang. Sehingga hal ini perlu perhatian dan kepedulian terhadapnya. Beberapa faktor yang dapat mengancam keberadaan dan kelestarian terumbu karang ialah faktor alam seperti badai gelombang, pemanasan global, predator alam dan erosi tanah yang bersumber baik dari daratan maupun pesisir perairan. Selain itu aktivitas antropogenik juga dapat mempengaruhi penurunan kualitas hidup terumbu karang seperti sampah dan air limbah yang dibuang sembarangan, buruknya pengelolaan Daeran Aliran Sungai (DAS), kegiatan Destructive Fishing and Collecting, eksploitasi batu karang, dan pembangunan wisata bahari yang tidak menerapkan konsep ekowisata. Sehingga diperlukan adanya suatu aktivitas penjagaan dan pengelolaan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Aktivitas pengelolaan yang dapat dilakukan berupa penetapan peraturan oleh lembaga regulator seperti pemerintah baik pusat maupun daerah yang mengatur akan pengelolaan sumber daya alam, penjalanan fungsi lembaga operator dengan semestinya, sosialisasi dan penerapan hidup tidak membuang sampah sembarangan, menerapkan konsep ekowisata di wisata bahari terumbu karang, dan mengawasi kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang terdapat di terumbu karang, dan pemantauan lainnya yang bertujuan agar mempertahankan kondisi terumbu karang agar tidak mengalami degradasi kualitas dan tetap memberikan potensi kebermanfaatannya yang luar biasa sebagai ekosistem unik Indonesia.

Referensi :

Asriningrum, W., Dault, A., Arifin, P. 2004. "Studi Identifikasi Karakteristik Terumbu Karang Untuk Pengelolaan dan Penentuan Pulau Kecil Menggunakan Data Landsat". Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Harpeni, E. Eksplorasi Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Karang Lunak Sebagai Alternatif Sumber Senyawa Bioaktif : Uji Hayati Antibakteri. Biosfera, Vol (24) 3 : 1-7.

Restu, I., W. 2016. " Ekosistem Terumbu Karang dan Statusnya (Studi Kasus Kondisi Terumbu Karang di Provinsi Bali)". Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Bali.

Yuliani, W., Ali, S., M., Saputri, M. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Oleh Masyarakat di Kawasan Lhokseudu Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Vol (1) 1 : 1-9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun