Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sharing informasi terkini melalui media digital

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Koperasi Intako untuk Tetap Eksis di Tengah Persaingan Industri

11 Desember 2023   14:44 Diperbarui: 11 Desember 2023   15:07 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Mahasiswa Manajemen FEB UMY melakukan kunjungan ke berbagai industri salah satunya di pusat kerajinan tas dan koper yang berada di Tanggulangin, Sidoarjo. Kunjugan ini dalam rangka melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan yang diselenggarakan oleh PPM UMY pada tanggal 30 Oktober sampai 2 November 2023.

Intako (Industri Tas dan Koper) yang berada di kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur merupakan merupakan koperasi pengrajin tas, koper, sandal, sepatu dan jaket berdiri sejak 1976. Sejak 1990, Intako memenuhi pesanan tas pembungkus alat musik dari Yamaha. Setiap bulan, katanya, dibutuhkan 2 ribu buah tas oleh Yamaha diekspor ke sejumlah negara di dunia. Setiap tahun jumlah pesanan terus meningkat. Sebelum semburan lumpur Intako membukukan penjualan sekitar Rp 900 juta per bulan. Namun, sejak semburan lumpur Lapindo omset pengrajin anjlok hanya sekitar Rp 300 juta. Sejak dua tahun terakhir, penjualan kerajinan berbahan dasar kulit relatif stabil sebesar Rp 600 juta per bulan. Omset yang menurun ini diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat Koperasi Intako memberhentikan proses produksinya untuk sementara waktu.

Untuk dapat tetap eksis dan terus bertahan di tengah kompetisi industri dan perkembangan dunia digital yang semakin maju, Koperasi Intako melakukan upaya untuk meningkatkan kreatifitas dan mengembangkan skill karyawannya. Dalam menciptakan inovasi pada produk-produk kerajinan kulit, Koperasi Intako menerapkan metode ATM kepada karyawannya. ATM yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi. Jadi intake tidak hanya meniru produk-produk yang sedang trend di pasaran, tetapi juga mengamati apa yang menjadi kelemahan dari produk-produk kompetitor kemudian dilakuakan modifikasi produk untuk mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi.

Tidak hanya itu. Untuk dapat bersaing dan bertahan ditengah kompetisi industri, Koperasi Intako juga berupaya untuk mengembangkan skill karyawannya dengan memberikan pelatihan mengenai digital marketing. Pelatihan ini diselenggarakan dengan bekerjasama oleh dinas setempat. Memang pelatihan yang telah berjalan belum membuahkan hasil yang signifikan, namun dari situ harapannya dapat menumbuhkan kesadaran karyawan untuk terus mengasah kemampuannya, terutama dalam pemasaran produk melalui media digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun