Mohon tunggu...
Fajar Tri Hartini
Fajar Tri Hartini Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Kemasan Surakarta

Saya seorang guru SD yang mulai mengembangkan hobi membaca & menulis sejak pandemi melanda negeri ini bahkan dunia. Meski tulisan saya belum sebagus punya teman-teman, tapi karena kecanduan menulis, saya tetap nekat terus menulis. Salam literasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PAIKEM, Membahagiakan Semua Orang?

21 Mei 2023   11:18 Diperbarui: 23 Mei 2023   20:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa dia? Dimana rumahnya? Secantik siapakah dia? Hai ...hai...gaes! PAIKEM yang ini bukan nama asliku, lho. Bukan pula nama gadis tetanggaku yang suaranya mirip Syahbandar. Eiittt...Syahrini maksudnya.

PAIKEM yang ini adalah akronim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan. Di saat Kurikulum dengan MBS (Management Berbasis Sekolah) dulu sedang ngetop-ngetopnya, semua seolah berebut menampilkan giat di sekolah atau kelasnya masing-masing. 

Ada yang memenuhi kelasnya dengan berbagai pernik hiasan untuk ditempel di dinding kelas. Ada pula bergelantungan rangkaian karya (yang diakui sebagai karya siswa) memenuhi ruang kelas. Pada hal banyak juga yang dibuat guru hingga lembur-lembur pekerjaan, baik di sekolah maupun di rumah, hingga tiap hari membawa oleh-oleh setumpuk pekerjaan.

Lalu...mana hal yang menyenangkan? Siapa yang bersenang-senang? Guru yang lembur tiap hari? Atau murid yang masuk kelas melihat berbagai hiasan buatan guru? Atau pengawas sekolah saat berkunjung melihat kelas yang sudah mirip Pasar Klewer di Kota Surakarta itu? Ah, entahlah.

Dan akhirnya, tak berapa lama tanpa kabar evaluasi atau pun sosialisasi tingkat keberhasilannya, sudah berganti kurikulum lain. Selalu dengan kata atas nama perubahan. Karena  di dunia ini tiada yang abadi. Hanya perubahan lah yang abadi di dunia ini. Banyak yang melongo, tentu saja dengan kukut-kukut (baca: mengemasi) semua pernak-pernik karya dan alat peraga yang dibuat dengan menghabiskan tak sedikit waktu, dana, dan tenaga.

Kembali ke rumah PAIKEM. Sebetulnya kegiatan yang sesuai dengan mbak PAIKEM ini memang harus diciptakan. Bahkan ditingkatkan terus. Tetapi, apakah harus sama cara, metode, teknis dalam melakukannya? Menurut saya tidak! Namanya saja pembelajaran yang menyenangkan. Pasti guru yang inovatif dan kreatif punya banyak cara untuk menciptakannya. Bahkan mengimplementasikan di kelas. Tak harus sama dengan kelas lain atau pun sekolah lain. Tapi, entahlah! Sepertinya kebiasaan latah sudah sering melanda guru.

Bersambung ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun