Siang itu di sebuah ruang kuliah kewirausahaan….
“Selamat siang, saudara-saudara”.
“Selamat siang, Mr. Y.”
Mr. Y begitulah beliau biasa dipanggil oleh para mahasiswanya. Tetapi jangan pernah mengira bahwa Y adalah inisialnya, sama sekali bukan. Bahkan tak satupun huruf Y bisa ditemui pada nama lengkapnya yang terdiri dari 2 suku kata. Kenapa bisa dipanggil Mr. Y? Karena beliau senantiasa mengucapkan huruf j dengan huruf Y. Misalnya “jangan begitu” akan diucapkan “yangan begitu”, “perkembangan jaman” diucapkan “perkembangan yaman”, begitu seterusnya. Y itu seolah menjadi ciri khas, identitas, atau entah apalah namanya, tetapi yang jelas itulah yang membuat beliau dipanggil Mr. Y.
“Keluarkan secarik kertas dan alat tulis yang diperlukan”, Mr. Y memberikan instruksi.
“Ha….”, mayoritas mahasiswa terkejut.
“Ujian ya pak? Ini kan tidak jadwalnya ujian” celetuk mahasiswa entah bertanya entah protes tidak jelas bedanya.
“Bukan ujian. Saya sudah mengira kalian akan protes, karena itu sebelum saya sampaikan instruksi selanjutnya saya meminta saudara untuk tidak protes lagi. Bisa dimengerti?”
“Bisa pak, bisaaaaaa…. Ha ha ha” Jawab mahasiswa kompak sambil tertawa.
“Gambarkan keindahan di atas kertas dengan menggunakan peralatan yang saudara sediakan. Waktunya 5 menit.”