Semenjak terjadinya kasus pembunuhan itu, suasana kosan ini menjadi angker. Satu persatu penghuninya pindah. Selain itu, beberapa penghuni mengaku kalau mereka mengalami hal-hal yang ganjil, seperti mendengar suara aktivitas;ataupun suara rintihan minta tolong dari dalam kamar tempat pembunuhan tersebut,padahal tidak ada seorangpun disana. Sampai saat ini, kamar tersebut masih kosong, belum ada seorangpun yang berani menempatinya.
Kamarku tepat berada dibawahnya. Aku belum pernah mengalami hal-hal ganjil seperti yang diakui penghuni lainnya. Menurutku, mungkin ini masalah sugesti saja.
Bagiku, kondisi seperti ini memberikan keuntungan, bagaimana tidak, penghuni sebelah kiriku adalah seorang pekerja, dia mempunyai kebiasaan memutar lagu dengan volume tinggi yang menggangguku. Setelah kasus itu, dia tidak pernah melakukannya lagi, bahkandia jadi jarang berada di kos.
***
Dua bulan pun berlalu. Masih belum ada kejadian ganjil yang aku alami. Selama ini, setengah penghuni kos sudah pergi, belum ada pendatang baru. Bisa kulihat bagaimana wajah ibu pemilik kos yang terlihat sedikit gelisah. Khawatir pendapatannya semakin berkurang, atau mungkin yang paling parah, bangkrut.
Malam ini ketika semua orang sedang terlelap tidur, aku dibangunkan oleh suara dengungan halus. Entah dari mana pastinya asal suara tersebut, tapi sepertinya berasal dari luar. Kupikir itu hanyalah suara pesawat atau apa, aku tidak menghiraukannya, tubuhku terlalu berat untuk diajak berdiri, untuk menyelidiki suara itu.
“Dug!” terdengar suara kaki yang menjejakkan ke lantai. Berasal dari kamar diatasku, kamar tempat pembunuhan itu.
“Dug...”
“Dug... dug... dug...”
Mataku jadi terbuka lebar.Itu suara langkah kaki.
Sepertinya, malam ini adalah giliranku untuk mengalami hal ganjil seperti yang dialami penghuni lainnya.
Baiklah, aku jadi penasaran, aku akan memeriksa keatas. Kugenggam sebatang pipa besi untuk jaga-jaga.
Perlahan aku berjalan dalam kegelapan, sengaja lamputidak kunyalakan.Malam ini hanya aku sendiri yang bangun.
Mendekati kamar itu, suhunya terasa menjadi lebih dingin, dankebetulan sekali tidak dikunci,sepertinya ibu kos lupa. Perlahan kubuka pintunya dan kunyalakan lampu.
Jendelanya terbuka, tidak ada siapa-siapa di dalam, begitupun diluar. Lalu, darimanakah suara dengung tadi berasal? Ah, mungkin itu suara pesawat terbang.
Tapi ketika kubalikkan badanku, aku melihat sesuatu yang belum pernah kulihat selama hidupku.
Entah itu makhluk dari alam lain, atau makhluk dari planet lain.
Dihadapanku, berdiri sebuah makhluk aneh. Sedikit lebih tinggi dariku. Bentuknya hampir menyerupai manusia, dengan dua kaki, dua tangan, perut, dan dada, menggunakan pakaian ketat berwarna hitam; sedangkan wajahnya tertutup oleh helm, seperti astronot. Semuanya berwarna hitam.
Aku terkejut, heran, dan bertanya-tanya, apa itu? Aku seperti berada dalam film-film sains fiksi yang sering kutonton. Apa ini juga karena masalah sugesti? Yang pastinya, makhluk itu bukan berasal dari bumi.
Belum sempat aku bergerak dari keadaan terpaku sebentar, dengan cepat, makhluk itu menembakkan sesuatu seperti jarum dari lengannya.
Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya benda itu menancap di dadaku, dan aku bisa melihat darah menetes ke lantai. Tapi hanya sebentar. Benda itu mengeluarkan semacam aliran listrik yang menyetrum tubuhku, membuat pandanganku menjadi gelap; kemudian sekujur tubuhku mati rasa. Terakhir, aku masih bisa merasakan saat pipi kananku membentur lantai.
Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Aku tidak bisa berpikir. Yang ada hanyalah gelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H