Mohon tunggu...
Fajar setiawan
Fajar setiawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dakwah dan Kepemimpinan dari Sosok Inspiratif Adhyaksa Dault

22 Juni 2015   00:26 Diperbarui: 6 Juli 2015   04:24 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Adhyaksa Dault SH, Msi bukanlah sosok asing di negeri ini. Namanya sangat familiar dibenak kita. Yah, selain beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009). Beliau juga dikenal karena kepribadiannya yang lengkap. Idealis, relijius dan nasionalis ada dalam diri beliau.

Selain itu, gaya bicaranya yang khas tegasnya. Berlatar belakang hukum dengan spiritual yang baik, pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, 7 Juni 1963 ini sepertinya mengilhami kepribadiannya apabila hukum adalah sesuatu yang harus dijunjung dan ditegakan seadil-adilnya.

Segudang pengalaman baik di pemerintahan maupun di masyarakat, serta pemahan keagamannya yang mumpuni menjadikannya sering kali diundang untuk mengisi seminar-seminar atau acara ceremoni serta mengisi kajian keagamaan.

Lengkap. Barangkali penilaian saya ini cukup subjektif, karena beliau sosok idola saya di negeri ini, di saat ini. Banyak hal lain tentunya yang membuat saya terkeweh-keweh, menyukai diri beliau. Sebagaimana saya menyukai pemaparan beliau tentang kepemimpinan di Seminar Kepemimpinan yang saya ikuti.

“Kalian jadilah pemimpin yang niat, cara, dan tujuannya sama, yaitu Lillahi Ta’ala, maka kalian akan selamat,” ujar Dr. Adhyaksa Dault saat membuka sesi seminar tentang kemimpinan.

Setelah mengutarakan kesenangannya bisa hadir di tengah-tengah pemuda yang komitmen belajar kepemimpinan Islam, baginya kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain.

Menurut sosok inspiratif ini, yang aktif berorganisasi sejak usia muda ini, mempengaruhi orang lain dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara legitimasi, yaitu melalui posisi dan jabatan seperti kebanyakan raja-raja dan pemimpin, dan dengan cara akhlak, yang contoh sempurnanya telah ada dalam diri Muhammad Rasulullah SAW.

Untuk dapat mempengaruhi orang dengan baik, ia menyarankan untuk melatih berbagai jenis kemampuan yang dimilikinya. Baik kemampuan verbal (berbicara), grafis (seni), dan kinetik (bergerak melakukan kerja nyata).

Ia juga menceritakan pengalamannya mengasah berbagai kemampuannya ini dari semenjak ia masih duduk di bangku sekolah dan mulai berorganisasi dulu. Ia menjelaskan kehancuran dan keberhasilan sebuah masyarakat bisa dengan melihat empat sisi penting aspek masyarakat tersebut yaitu jenis industri, tipe investasi, tingkat individualisme, dan jenis informasi yang masuk dan beredar di masyarakat.

Ia juga mengkritisi penyakit sosial yang menjangkiti pemuda Indonesia saat ini: "Kegilaan karena kesenangan (yang sia-sia) dan karena kemarahan yang mengikuti hawa nafsu."

Bagian akhir sesi inilah yang menantang para pemuda untuk merenungi kenyataan tersebut dan memikirkan solusi yang bisa memperbaiki keadaan masyarakat Indonesia dalam aspek-aspek tersebut.

Terakhir, beliau mengingatkan cita-cita yang pantas untuk orang Muslim adalah Surga, yang dicapai dengan mati syahid atau hidup mulia, dan jalannya bisa beragam cara sesuai dengan keinginan sang individu.

“Ikhlaslah selalu. Semoga kita bisa punya niat lurus, usaha yang istiqamah, dan jiwa yang tulus,” pesannya kepada semua yang hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun