Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Suatu Malam yang Disebut Takbiran

9 April 2024   22:37 Diperbarui: 9 April 2024   22:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selalu ada lara yang tak tersapa
Rindu yang tak tahu
Dan air mata yang mengalir tanpa diminta

Pada cangkir kopi yang memantul wajah bapa dan ibu
Aku menyesap pahit atas adanya dan tiadanya
Mencoba tabah dari rindu yang harusnya tumpah

Diluar, gema takbir terus berkumandang

Orang-orang bilang ini malam kemenangan

Sedang menang bagi ku mengakui segala salah dan kalah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun