Bagi umat Islam Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagai sumber hukum maka harus jelas kebenarannya dari para perawinya, sangat fatal apa bila hadis tersebut tidak diketahui kebenarannya. lalu apa yang akan terjadi jika tidak sengaja mengamalkan hadis palsu dan apa hukum mengamlkan hadis palsu, mari kita simak bersama-sama
Hadis palsu atau dalam bahasa Arab disebut hadis mawdhu, menurut al-Syaikh Muhammad ibn al-Jawayniy menganggap bahwa apa bila ada seseorang yang dengan sengaja memalsukan hadis Rasul maka dia sama saja orang kafir. para ahli hadis juka mayoritas berpendapat bahwa haram hukumnya meriwayatkan Hadis Palsu. lalu apa dampak jika kita mengaplikasikan hukum palsu dalam kehidupan sehari-hari, dampaknya adalah kita akan tersesat karena sudah jelas bahwa hadis palsu itu yang meriwayatkan bukan Nabi Muhammad tetapi orang-orang yang benci terhadap islam.
jika hadis palsu hukumnya haram tetapi mengapa dibuat?, hal ini dikarenakan beberapa hal misalnya ada seorang kaum kafir yang sangat membenci kejayaan Islam, lalu masuk islam dan membuat hadis palsu agar kaum muslim terpecah belah. adapun faktor internal dikarenakan ada beberapa kaum yang ingin mendekati raja atau para penguasa agar mendapat jabatan, lalu membuat cerita dan hadis palsu untuk menjilat para pengusa.
Dijaman sekarang ini sangat mudah sekali hadis palsu tersebar apalagi melalui media sosial, apa bila tidak ada kesadaran diri untuk memberantas hadis palsu yang dimualai dari kita maka hadis palsu ini akan mengakibatkan kesesatan bakan sampai keanak cucu kita atau sampai akhir zaman nantinya. perlu selektif dalam memilih dan membedakan hadis mana yang asli dan mana yang palsu, dengan adanya teknologi maka kita dapat memanfaaknya melalui aplikasi ensiklopedi hadis pengecek hadis.
adapun contoh hadis palsu yang artinya :
Agama adalah akal. Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada akal baginya.'' Menurut Albani, hadis tersebut batil munkar. ''Menurut saya, kelemahan hadits tersebut terletak pada seorang sanadnya yang bernama Bisyir. Dia ini majhul (asing/tidak dikenal),'' paparnya. Ibnu Qayyim dalam kitab al-Manaar, hadis-hadis yang berkenaan dengan akal semuanya dusta belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H