Dapat kita ketahui bahwa ilmu akuntansi sangat berperan penting terhadap ekonomi di suatu negara untuk mensejahterakan rakyatnya. Disini dapat kita tunjukan ilmu akuntansi adalah berperan pada yang berhubungan dengan perekonomian.
Pengertian dari ilmu akuntansi adalah dipergunakan untuk mempelajari seluruh aktivitas pemasukan dan pengeluaran keuangan. Lalu, pengertian dari Akuntansi sendiri merupakan menyajikan data transaksi dan juga seluruh aktivitas keuangan sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan tujuan lainnya.
Perkembangan aset di suatu negara idak lepas dari melakukan kerjasama dengan para investor luar negeri ataupun di dalam negeri. Dikarenakan dengan adanya kerjasama dengan para investor di suatu negara akan meningkatkan penghasilan dan dapat memperkembangkan suatu perusahaan dan menambahkan modal aset disuatu negara.
Peran investor di suatu negara itu adalah sangat penting. Seperti halnya waktu melakukan penanaman modal dan melakukan kerjasama dalam dunia perbisnisan di Pasar Modal.
Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Dapat diketahui banyak perusahaan di Indonesia telah melakukan kerja sama dengan investor asing guna untuk menambah penghasilan di dunia perbisnisan di Indonesia. Tahun 2018 banyak investor yang menanamkan modal dan menjalin kerjasama dalam dunia bisnis di Indonesia. Pada bulan Oktober 2018 jumlah investor di pasar modal naik menjadi 37 persen atau bisa dibilang mencapai 1,54 juta orang. Investor pada tahun 2018 lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 1,12 juta orang.
Selama bulan Januari - Oktober 2018, jumlah investor saham di Pasar Modal mencapai 813.969. Sementara investor reksadana dan SBN masing-masing sebesar 933.094 dan 185.252. para investor banyak menanamkan modal tersubut di wiayah pulau Jawa sebesar 73,78 persen. Jumlah total aset investor yang tercatat di C-BEST hingga akhir bulan Oktober mencapai Rp. 4.449 triliun.
Dari total investor di pasar modal selama bulan Januari hingga 26 Desember 2018, jumlah pemodal di saham mencapai 851.662 SID. Adapun investor reksadana dan SBN masing-masing sebesar 988.946 dan 195.119. "Sisanya adalah investor saham scrip".Â
Adapun total aset investor yang tercatat di C-BEST hingga 26 Desember 2018, mencapai Rp 4.149,06 triliun. Itu terdiri dari investor saham Rp 3.501 triliun, obligasi korporasi Rp 400,93 miliar, obligasi pemerintah Rp 77,04 triliun, MTN Rp 74,19 triliun, SBSN Rp 30,42 triliun.
Kemudian ada juga total aset investor dari sukuk Rp 23,30 triliun, negotiable certificate of deposit Rp 14,83 triliun, reksadana Rp 10,44 triliun, EBA Rp 9,84 triliun, waran Rp 6,02 triliun dan lain-lain Rp 0,38 triliun.
Dari jumlah tersebut, investor di Indonesia masih terpusat di pulau Jawa sebanyak 73.50 persen dengan total nilai aset mencapai 95,96 persen. Investor terbanyak kedua ada di pulau Sumatera sebanyak 14,49 persen.
Mengacu pada tersebarnya investor di negara Indonesia secara demografi, total aset pemodal yang paling besar berada di Jawa sebesar Rp 2.118,13 triliun, Sumatera Rp 33,68 triliun, Kalimantan Rp 46,51 triliun, Sulawesi Rp 4,26 triliun, Bali, NTT dan NTB Rp 3,45 triliun serta Mauluku dan Papua Rp 1,27 triliun.
Para pemerintah melansirkan bahwa pada tahun depan dinilai masih menjadi tahun yang menarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya untuk reksadana saham. Meski 2019 merupakan tahun politik dengan dilaksanakannya pemilihan umum (pemilu). Pada periode akhir tahun 2018 terdapat sentimen positif untuk pasar modal di negara berkembang (emerging market).
Terjadinya sentimen positif untuk pasar modal di negara berkembang dikarenakan perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China mulai mereda dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang cenderung lebih tidak agresif untuk menaikkan suku bunga.
Ada beberapa investment banking global yang juga sudah menyampaikan pandangan bahwa saat ini merupakan momen yang tepat untuk berinvestasi di emerging market yaitu seperti Morgan Stanley (MS) dan Goldman Sachs.
Morgan Stanley juga menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki valuasi menarik, sehingga Morgan Stanley merekomendasikan untuk memperbesar bobot investasi di pasar saham Indonesia (Overweight).
Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh investor yang ingin mulai langsung tancap menanamkan saham modal di awal tahun 2019. Selain itu, dari perekonomian dalam negeri, pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5 persen dan inflasi yang terjaga pada level 3 persen membuat tahun 2019 lebih menarik untuk para investor berinvestasi di negara Indonesia.
Chief Investment Officer PT Danareksa Investment Management (DIM) yaitu Edwin Ridwan menyatakan bahwa salah satu investasi yang menjanjikan pada tahun 2019 yaitu reksa dana saham. Sepanjang 2018, produk investasi ini telah mencatatkan kinerja yang positif.
Para investment akan lebih memfokuskan pada 10 pada saham-saham dengan kapitalisasi menengah-kecil. Tujuan dari pemilihan saham-saham ini diharapkan bisa mendapatkan momentum pertumbuhan dari perusahaan-perusahaan yang sedang tumbuh.
Dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2019 mendatang akan ada banyak investor yang tertarik untuk melakukan penanaman modal dan penanaman saham di negara Indonesia. Dengan adanya investor yang melakukan penanaman modal dan penanam saham di negara Indonesia, akan dapat meningkatkan pemasukan aset di Indonesia. Salah satunya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dan menjadikan negara Indonesia sebagai negara maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H