Mohon tunggu...
Fajar Rohman
Fajar Rohman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blog Pribadi

Hanya media

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Wacana 3 Periode

16 April 2022   20:17 Diperbarui: 16 April 2022   20:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekali berita tentang wacana penundaan pemilu. Padahal Presiden sendiri mengatakan bahwa tidak untuk menunda hal yang bisa mencederai demokrasi. Lantas, apakah perencanaan ini hanya di lakukan oleh segelintir orang saja? Atau, sekelompok golongan yang ingin menambah masa jabatan?

Jika dicermati tentang berita berita yang muncul. Tidak luput nama mentri yang terkait atas wacana penundaan pemilu tersebut. Mungkin itu hanya kurangnya komunikasi dengan presiden ataupun guyonan saja. Tapi, jika kita teliti lagi dengan cermat, hal tersebut mungkin bukan guyonan karena sudah adanya survei di lapangan bahwasannya masyarakat Indonesia menyetujui penundaan pemilu. Sampai sekarang ini, masih di selidiki tentang survei tersebut darimana datangnya.

Di tengah polemik naiknya bahan bakar pertamax, minyak goreng dll. Kita masyarakat Indonesia juga di sibukkan dengan wacana penundaan pemilu. Seharusnya pemerintah harus fokus pada hal yang lebih mendasar seperti mengontrol bahan bahan yang langka seperti minyak goreng, karena kita indonesia mempunyai sawit kualitas unggul dan stok mumpuni.

Masyarakat sendiri sebenarnya tidak setuju dengan wacana penundaan pemilu seperti yang akan di laksanakan mendatang. Tapi sepertinya masih banyak hal yang di benarkan bahwasannya masyarakat ingin menunda pemilu bahkan ada yang mengatakan Presiden 3 periode. Hal ini sudah jelas mencederai UUD 1994, mencederai hal hal yang sudah di sepakati.

Maka dari itu mahasiswa, aktivis, sudah mulai turun ke jalan untuk mempertaruhkan nilai nilai pancasila juga aturan yang tertera di UUD 1994

Hal tersebut banyak muncul pertanyaan, siapa dalang di balik wacana tersebut? Mungkin hal tersebut juga mempunyai nilai nilai atau lebih mensejahterakan karena tambahnya masa jabatan presiden. Atau mungkin juga sebaliknya





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun