Mohon tunggu...
Fajar Rizki
Fajar Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Hobi membaca novel dan bermain game. Kepribadian introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Edukasi Tanpa Stigma melalui Leaflet Cerdas Melawan TBC

4 November 2024   13:05 Diperbarui: 4 November 2024   13:06 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan Global TB Report Tahun 2023, Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh Cina. Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru. Menurut WHO, TBC merupakan satu dari 10 besar penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia. Berdasarkan Tuberculosis (TB) Report 2023, estimasi kasus TBC meningkat menjadi 1.060.000 kasus baru pertahun.

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk yang besar dan jumlah kasus yang tinggi pada kasus TBC. Berdasarkan data program TBC Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022, angka kasus Tuberkulosis mencapai 179 per 100.000 penduduk, (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2022). Pada tahun 2022 Kabupaten Tegal menjadi wilayah tertinggi kasus TBC dengan jumlah orang terduga Tuberkulosis sebanyak 16.498.  Adapun jumlah kasus TBC per 7 Juli tahun 2024 di Kabupaten Tegal sebesar 2.308 kasus (Laporan TB 03 SITB Dinkes Kab.Tegal).

Tingginya kasus TBC di Kabupaten Tegal disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan masyarakat yang kurang, kurangnya kesadaran akan deteksi dini dan penularan TBC, serta adanya stigma buruk TBC yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya edukasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah kegiatan "Edukasi Tanpa Stigma Melalui Leaflet Cerdas Melawan TBC" yang diselenggarakan atas kerja sama dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang dan Desa Adiwerna. Leaflet tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi dan menangani stigma buruk TBC di masyarakat.

Leaflet ini berisikan tentang pengertian, gejala, dan mitos TBC untuk meningkatkan pengetahuan dan menghilangkan stigma buruk yang tersebar di masyarakat. Pada halaman terakhir terdapat ajakan untuk melakukan deteksi dini dan pelaksanaan pengobatan selama 6 bulan untuk mencegah penularan TBC.

Kegiatan edukasi dilakukan pada ibu-ibu PKK dengan harapan agar dapat menjadi penggerak masyarakat dengan menyebarkan informasi yang telah didapat kepada anggota keluarga dan masyarakat lainnya sehingga dampak dari program ini menjadi lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun