Selanjutnya, pertanyaan keempat adalah bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika.
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, bahwa dalam proses pengambilan keputusan, seorang guru juga telah mengimplementasikan kompetensi sosial emosionalnya. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil.
Pertanyaan kelima, bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu membedakan mana yang menjadi dilema etika atau bujukan moral. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan. Karena sekali lagi, tujuan utama dari pembelajaran yang digelar adalah keberpihakan pada murid. Maka, dalam proses pengambilan keputusan pun, seorang guru harus mengembalikan kesesuaian isi keputusan pada nilai-nilai positif yang ada pada seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran.
Pertanyaan keenam adalah bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Ketika ditanya bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, maka jawabannya adalah kembali pada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Banyak sekali hal yang harus menjadi catatan seorang pengambil keputusan. Bahkan pertimbangan, bukan hanya tentang baik dan buruk, melanggar atau tidak, tapi lebih pada pengaruh apa yang mengikuti setelah keputusan diambil dan ditetapkan. Bagaimana reaksi masyarakat tentang keputusan yang diambil juga menjadi hal penting untuk dipertimbangkan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa dasar pengambilan keputusan yang baik adalah tetap mengacu pada keberpihakan pada murid, apa-apa yang diputuskan tidak merugikan murid terutama, menuntut rasa tanggung jawab yang tinggi dan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Karena segala keputusan yang berpijak pada nilai kebajikan universal dapat dipastikan berpihak pada murid. Sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, positif, aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah, terutama murid.
Yang ketujuh adalah apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda.
Sebagai seorang guru, tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika yang sering kali saya alami yaitu ketika saya harus memilih antara individu atau kelompok (masyarakat). Ketika harus mempertimbangkan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keputusan yang diambil serta dampaknya setelah pengambilan keputusan tersebut. Karena notabene, walimurid di lingkungan sekolah saya adalah orang-orang yang memiliki pengaruh di lingkungan mereka, sehingga memiliki pandangan, serta pemikiran yang berbeda. Maka, menyatukan kesemuanya itulah yang sering menjadi tantangan terbesar saya.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda.