Lagi, dunia menangis karena daun itu jatuh lagi,
Bahkan ketika itu telah menjadi takdir ilahi.
Apalah daya manusia, hanya insan lemah yang terbatas,
Namun tetap, air jatuh di pipi, membasahi jiwa yang rapuh.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian,
Sejak dilahirkan, mereka disambut tawa dan sukacita,
Namun di hari perpisahan, tangis membelah udara,
Seolah-olah kehilangan adalah luka yang tak terelakkan.
Aku anggap ini suatu kewajaran,
Karena manusia, makhluk yang dikaruniai cinta dan rasa.
Mereka mencintai, mereka merindu,
Maka ketika kehilangan, hati mereka terbelah pilu.
Manusia diciptakan dengan hati,
Dari hatinya mengalir suka dan duka,
Tergantung pada situasi yang melingkupinya,
Dan kehilangan orang tercinta,
Adalah duka yang paling dalam.
Namun begitulah jalan hidup yang telah ditentukan,
Mereka yang pergi lebih dulu menghadap Sang Pencipta,
Meninggalkan kita dengan kenangan dan doa,
Dan kita, yang tertinggal, terus berjalan,
Menggendong perasaan rindu yang tak bertepi,
Berharap suatu hari nanti, kita semua akan bersatu kembali,
Di tempat yang abadi, di pangkuan kasih-Nya yang sejati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI