Mohon tunggu...
Fajar Prasetyo
Fajar Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah lulusan S1 Pendidikan Ekonomi yang sedang menempuh Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan. Saya suka dan tertartik pada dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Hijau: Menavigasi Transisi Menuju Keberlanjutan Finansial

10 Juni 2024   01:12 Diperbarui: 10 Juni 2024   02:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang pesat yang didorong oleh industrialisasi dan globalisasi. Namun, kemajuan ini sering kali datang dengan biaya tinggi bagi lingkungan, memicu perubahan iklim, penipisan sumber daya alam, dan degradasi ekosistem. Dalam menghadapi tantangan ini, konsep ekonomi hijau muncul sebagai paradigma yang berupaya mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi.

United Nations Environment Programme mendefinisikan Ekonomi hijau sebagai ekonomi yang rendah karbon, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial. Peran Ekonomi Hijau, Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, serta Efisiensi Sumber Daya untuk Pembangunan Berkelanjutan sangatlah penting dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan dan ekonomi. Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan proses produksi dan praktik konsumsi dengan cara mengurangi penggunaan sumber daya, produksi limbah, dan emisi di seluruh siklus hidup produk dan proses (https://www.unep.org/regions/asia-and-pacific/regional-initiatives/supporting-resource-efficiency/green-economy). Selanjutnya menurut Direktorat Lingkungan Hidup Deputi Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2013), ekonomi hijau adalah kondisi membaiknya kehidupan (well being) dan keadilan sosial (social equity) dengan secara signifikan mengurangi resiko lingkungan dan kelangkaan ekologi (https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20210907145414.pdf). Kemudian menurut Mukhamat Anwar (2022), ekonomi hijau yaitu upaya mencapai pertumbuhan ekonomi melalui investasi dalam lingkungan yang mendukung masyarakat berpenghasilan rendah, konsep ini dapat membantu mengubah fokus perdebatan dari rekonsiliasi menjadi sinergi hubungan (https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/pkn/article/download/1905/1022/9190).

Pada intinya, berbagai definisi dan pandangan tersebut menggambarkan bahwa ekonomi hijau adalah upaya memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan keadilan sosial dengan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi, serta mengubah fokus perdebatan dari rekonsiliasi menjadi sinergi dalam hubungan ekonomi dan lingkungan.

  • Manfaat Ekonomi Hijau

1. Pengurangan Dampak Lingkungan: Dengan fokus pada energi terbarukan, teknologi ramah lingkungan, dan praktik produksi yang berkelanjutan, ekonomi hijau dapat mengurangi polusi dan emisi karbon. Ini penting untuk memperlambat laju perubahan iklim dan melestarikan ekosistem.

2. Efisiensi Sumber Daya: Ekonomi hijau mendorong penggunaan sumber daya yang lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan mempromosikan daur ulang. Hal ini tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga menghemat biaya dalam jangka panjang.

3. Peningkatan Kesejahteraan: Dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam pembangunan ekonomi, ekonomi hijau dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang.

4. Peluang Ekonomi Baru: Transisi ke ekonomi hijau membuka peluang baru dalam bidang energi terbarukan, teknologi bersih, dan industri berkelanjutan. Ini bisa menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang inovasi.

  • Strategi untuk Menavigasi Transisi

1. Investasi dalam Teknologi Hijau: Mendorong inovasi dan investasi dalam teknologi yang mendukung efisiensi energi dan keberlanjutan dapat membantu mengatasi tantangan biaya dan mendorong transisi.

2. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pendidikan tentang pentingnya ekonomi hijau dapat memfasilitasi dukungan publik dan mempercepat adopsi praktik berkelanjutan.

3. Kolaborasi Internasional: Negara-negara perlu bekerja sama untuk berbagi teknologi, pengetahuan, dan sumber daya guna mendukung transisi global ke ekonomi hijau. Ini juga bisa melibatkan bantuan keuangan bagi negara berkembang untuk membangun infrastruktur hijau.

  • Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun