Bahasa Jawa menjadi salah satu mata pelajaran yang masih dipelajari baik pada tinggat dasar maupun menengah. Meskipun banyak isu yang menyebutkan akan dihapuskannya Bahasa Jawa dari kurikulum pendidikan, nampaknya bakar kemenyan diatas kendhi masih terlalu kuat untuk ditumbangkan.Â
Hal ini dibuktikan dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/27/2011 yang didalamnya memuat kurikulum muatan lokal pada jenjang sekolah menengah.
Seiring perkembangan jaman, agaknya bahasa Jawa menjadi tamu asing dirumah sendiri. Lumrah memang, pasalnya dalam keseharian masyarakat Jawa lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.Â
Tayangan Televisi dan sosial media nampak paling berpengaruh dalam hal ini. Hampir setiap hari, mulai dari balita hingga lansia pasti mendapat asupan verbal baik dari Televisi maupun media sosial. Asupan-asupan yang diperoleh cenderung yang bersifat moderen. Apakah Bahasa Jawa tidak moderen?
Moderen dan bahasa Jawa agaknya menjadi dua hal yang oleh sebagian besar masyarakat dianggap bagaikan langit dan bumi. penulis juga pernah beranggapan demikian.Â
Bagaimana tidak? moderen adalah gawai, mesin, robot, canggih, dan sebagainya. sedangkan bahasa Jawa adalah kethoprak, kuda lumping, tembang macapat, dan sebagainya.Â
Jangan salah, hal-hal yang berkaitan dengan bahasa Jawa seperti disebutkan diatas, bukan hal yang tidak bisa menjadi moderen. Moderen atau tidaknya suatu hal bukan karena bentunya, melainkan bagaimana penyampaiannya.
Berdasarkan ulasan di atas, tentu hal yang lumrah ketika peserta didik sering menganggap bahwa mata pelajaran bahasa Jawa sangat sulit. Pasalnya, bahasa yang baik dalam penguasaan pastilah bahasa yang sering digunakan.Â
Meskipun bahasa Ibu peserta didik adalah bahasa Jawa, namun pada kenyataannya bahasa Indonesia lebih dominan dalam prakteknya. Lantas, apakah Bahasa Jawa Lebih Sulit Dari Matematika?Â
Tentu jawabannya kita kembalikan kepada masing-masing pengguna bahasa yang budiman. Sulit atau mudah yang menentukan adalah pengguna. Ketika sulit maka bagaimana menyikapinya agar menjadi mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H