Tersudut dalam sepi
Dimana kenangan tak dapat menghantui hari
Sampai sampai lupa untuk siapa rasa ini tetap tumbuh?
Dalam kelam yang bukan malam
Dalam kabut yang tak tersentuh cahaya
Aku merenungi untuk apa aku terpenjara disini
Dalam sepi yang membongkar bagai balok balok es yang senduÂ
Esok setelah bangunÂ
Kuambil kapak mungkin agar bisa kutunjang rasa itu.Â
Rasa ya g mestinya teduh tapi malah membelenggu diri dalam nestapa yang tak berkesudahan
Selamat tinggal sepi.Â
Semoga ramai suatu waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H