Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Sebuah Kisah dari Madrid yang Mengancam Tuhan

5 April 2023   20:02 Diperbarui: 5 April 2023   20:07 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulutmu Harimaumu bukan hanya pepatah atau nasihat biasa, bukan hanya isapan jempol dari beragam kisah yang kadang berupa fiksi maupun cerita dari mulut ke mulut atau bahkan kenyataan pernah yang saya temui sendiri dan mungkin pernah juga kita alami. Jika apapun ucapan yang terujar dari mulut bukan hanya bisa menyelamatkanmu tapi juga menjerumuskanmu dan menenggelamkan.

Sama seperti doa, semua permintaan juga akan memiliki konsep sebab akibat yang mungkin tidaklah selamanya menyenangkan tetapi berakhir kecewa, luka dan sakit hati. Seperti Doa Yang Mengancam yang rilis di 2008 alias sudah 15 tahun berlalu, doa itu mesti tulus bukan dengan kita yang mengancam Tuhan jika tidak terkabul maka akan melakukan bla bla bla, 

Sesungguhnya Allah SWT tidak butuh perbuatan baik, tidak butuh ibadah dari semua makhluknya melainkan sebaliknya ibadah dan hal hal perbuatan yang disukai Allah SWT adalah cara kita berserah serta mendekatkan diri dan memeuhi ekspektasi sebagai seorang Muslim yang beriman lagi, bukankah sesungguhnya janji Allah SWT itu pasti!

Doa yang Mengancam bercerita tentang Madrid yang diperankan oleh Aming seorang serabutan yang hobi judi yang ditinggal Titi Kamal yang memerankan karekter Leha istrinya. Mengalami kehidupan yang sangat sangat sengsara menurutnya, hutang berlimpah dan akhirnya terusir dari kontrakannya. 

Dia menemui Kodir yang diperankan Ramzi, sahabatnya yang dalam film tinggal di mushala juga sebagai marbot. Disana Madrid diberi wejangan oleh sahabatnya tersebut mungkin apa yang dialami olehnya adalah karena melupakah Tuhan, dari hal tersebut Madrid akhirnya berubah jadi mulai rajin ibadah, sampai suatu waktu dia sakit tak berdaya Madrid merasa Tuhan telah meninggalkanya, waktu berlalu bersama kegamangannya.

Sampai tiba di sebuah adegan ada ribut ribut diluar mushala dan seorang pencuri masuk dan menyandra Kodir sampai akhirnya masyarakat yang mengejar tidak berani mendekat karena ancaman maling tersebut bisa melukai sandra dan bisa lolos dari kejaran warga. Dari situ Madrid berfikir jika doa dapat dikabulkan jika kita mengancam Tuhan, sampai akhirnya dia memberi waktu pada Tuhan untuk mengabulkan pintanya  dalam 3 hari.

Sampai akhirnya Madrid pergi keluar kampungnya dan disambar petir di tengah ladang ilalang, warga sekitar mengiranya meninggal ternyata tidak. Cerita mulai memasuki kisahnya sampai Madrid memiliki kemapuan ajaib melihat masa lalu. Sampai suatu waktu kemampuannya yang spesial ini diketahui Polisi, hingga kemudian diajak kerjasama untuk dapat menangkap buronan yang sulit ditemukan.

Tapi ada mafia yang tidak sennag karena mempengaruhinya, Madrid di culik karena telah terendus menjadi sebab polisi mampu menangkap buronan yang selalu menjadi trending akhir akhir itu. Madrid akhirnya membantu si Bos Penjahat karena teriming iming oleh hal hal duniawi yang tawarkannya. Kemampuan Madrid saat ini dia mampu melihat masa lalu, sampai dia kecewa lagi dengan banyak hal, hampir mati kembali dan bangun dengan kemampuan melihat masa depan.

Dia kecewa kepada dirinya, orang sekitarnya, masalalu ibunya, apa yang dia temui dengan istrinya kemudian semua terasa sakit menghujam jantungnya, mungki seperti itu perasaannya. Rasa kecewanya tiada akhir dia merasa semua yang telah dicapainya sampai saat ini sia sia belaka, padahal telah memiliki harta.

Tapi tidak membuatnya bahagia, Madrid berdoa agar kemampuannya sirna. Dia lelah sebetulnya karena kemampuannya ini tidak membuatnya bahagia walau harta telah menumpuk tapi semua rahasia terungkap sangat menyakiti perasaanya, sampai sampai tidur dengan rentetan uang bertumpuk, warna uangnya merah-merah lagi tidak membuatnya bahagia. Madrid kecewa marah besar dengan Tuhan, semua tak sesuai inginnya semua mengecewakannya.

Madrid kembali ke tempat dia disambar petir dan sekarat kemudian koma sampai 25 hari berlalu, Madrid bangun dan sadar jika memang semua bukan hanya masalah doa dan pinta, semua butuh effort, semua butuh usaha serta kerja keras, dan akhirnya percaya jika dalam tiap tiap kesulitan mungkin akan ada cara mudah yang dapat dilalui, hanya saja butuh banyak jalan memutar. Dan tiap pinta jika belum terjawab maka mungkin belum yang baik untuk kita.

Mungkin ini hanya ringkasan sebuah cerita, lebih seru jika melihatnya langsung. Kisah garapan sutradara Hanung Bramantio ini jika di tilik dari sekarang kisah ini masihlah up to date dan makin relevan walau telah berlalu satu setengah dekade, bedanya mungkin pada akhir cerita jika Madrid sadar bahwa harta, tahta dan wanita bukan segalanya tapi di kenyataan kini yang terjadi manusia saat ini tidak sadar jika sedang menerima ujian dari Allah SWT. 

Dari sini kita dapat mengambil pesan yang realistis dan sejalan dengan yang biasa di ceramahkan banyak Ustad dalam dakwahnya jika kekayaan dan cinta bukan segalanya, segalanya tak semua butuh uang, terutama jika uangnya kurang banyak eh bercanda ya, tapi segalanya memang perlu perjuangan, perlu dikerjakan dan perlu apresiasi banyak hasil yang tidak menghianati semua ini. 

Salah satu kunci berhasil adalah doa yang tulus doa yang sesungguhnya sesuai dengan keadaan kita yang berserah pada semua janji Allh SWT yang sudah pasti di akhir kelak. 

Maka dari itu berdoalah yang baik baik dan setulus tulusnya, semua ada sebab akibat serta timbal baliknya, Allah SWT adalah Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Selamat menunaikan ibadah Puasa kawan kawan, dan yuk baca kisah kompasianer hari ini. 

NB: Aming menjadi nonimasi Pemeran Pria Utama Pria Terbaik dalam Festifal Film Indonesia 2008 walau tidak menang tetapi sukses sebagai Pemeran Pria Terpuji Film Bioskop dari Festifal Film Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun