Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Upgrade Skill Memasak Tanpa Cicip di Ramadhan, Kenapa Tidak?

3 April 2023   21:57 Diperbarui: 3 April 2023   22:25 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apasih yang kadang ingin kita tambah atau bahkan poles lebih dalam lagi sambil menikmati waktu senggang jika memang sedang dimiliki ditengah rutinitas seperti biasa walau tetap berpuasa selama Ramdhan? Kalau saya jawabannya adalah memasak, yup kegiatan ini sangat menyenangkan sambil berusaha masak tanpa mencicipi.

Lah kok bisa masak tanpa cicip, kadang kala kita membeli nasi goreng saja abangnya sudah langsung joss dalam menaruh bumbu, bahkan meracik baso atau takaran bumbu miayam tinggal tuang tuang saja dan ya rasanya juga sellau bisa diterima lidah, masa sih saya mesti tetep cicip dulu jika sudah bisa membayangkan rasanya, soalnya jika merujuk pepatah bisa karena biasa pasti penjual sudah paham proses tanpa cicip ini.

Memasak tanpa mencicipi mengingatkan saya juga dalam kisah serial Korea Jewel In The Palace saat dimana tokoh utama Janggem kehilangan kemampuan merasanya, tetap bisa memasak enak dnegan teknik menggambar rasa atau ya semacam megandalkan naluri. 

Tapi bukan sembarangnya karena jika sudah biasa memang rasanya pasti mudah membayangkan bumbu dan takarannya berapa banyak untuk tiap porsi masakan, makanya para pedangang yang mesti masak on the spot sudah tinggal sreng sreng saja, kecuali ada permintaan dari pelanggannya, semacam saya selalu minta nasi goreng tanpa kecap dan tanpa aneka sosis atau potongan baso.

Maka dari itu saya jika senggang melakukan upgrading kemampuan memasak apalagi saat bulan puasa seperti ini, kan agak riskan cicip karena takut batal. Mari mencoba berbagai resep yang sudah di like dan di simpan di daftar media daring baik yang di Tik Tok maupun yang dari Instagram. 

Cara yang mudah adalah kita sudah tahu bahan bahannya, dan mulai mengira ngira berapa banyak yang perlu kita tambahkan di setiap makanan yang hendak di coba, tanpa cicip dan berkeyakinan pasti dapat di santap. Sebetulnya dapat dikonsumsi saja sudah bersyukur lantaran masakan sendiri kadang rasanya begitu gitu saja dibanding di masakin oleh orang lain siapapun, Mie Instan buatan Warmindo jelas selalu luarbiasa dibanding masak sendiri, why?

Dari segala macam percobaan yang pernah saya lakukan baik dengan perlatan dalam kosan bermodal magic com saja, maupun dengan peralatan tempur lengkap dan dari bahan yang cukup sampai bahan yang di ukur ala ala memasak bersama Ibu Sisca Suitomo sudah di coba dan bersyukur jika produk hidangan buatan tangan sendiri nyaris 90 persen sukses dikonsusmi sisanya ada kegagalan rasa tapi dapat di maafkan oleh lidah dan perut hehehehehe.

Memasak adalah keahlian yang sangat ingin saya miliki, bukan saja bagaimana membuat hal hal sederhana dapat dinikmati tapi juga merupakan bekal bertahan hidup, karena siapa tahu kedepan skill ini bisa menjadi kunci untuk membuat kualitas hidup menjadi lebih baik dengan membuka peluang usaha kuliner.

Saya pecinta produk turunan tapioka terutama olahan cireng baik yang original dan dengan segala isiannya saya pernah mencoba membuatnya. Pernah putus asa? tidak dong, soalnya saya suka sekali, walau mungkin ada rasa yang kurang baik dominan asin atau malah jadi tawar, tekstur nya lengket dan gagal adon tapi kadang semua terbayar dengan bisa produksi sendiri.

Pernah juga tergila gila membuat dimsum sampai berusaha membuat adonan kulitnya sendiri, mencoba mengikuti resep dari satu resep ke resep lainnya, dan hasilnya dari trial and error tersebut saya jadi paham kadang untuk menemukan selera suatu produk memang mesti membuat beberapa alternatif karena dari tiap proses memasak tersebut teman teman saya ikut mencoba sehingga tahu oh ini lumayan oh ini kurang. 

Tetapi untuk menseriusi kegiatan memasak ini sampai minimal jenjang kursus, perlu di pikir matang matang karena memasak dan membuat olahan adalah hobi tetapi untuk berspesialisasi kursus memnag perlu mengeluarkan kocek lagi yang mungkin tidaklah murah. Belakar otodidak dengan mengikuti resep dari media daring juga berguna banyak karena mengembangkan citarasa sendiri. 

Jadi sedang sibuk apa akhir akhir ini dalam mengisi Bulan suci Ramadhan? yuk baca kisah teman lain di cerita kawan kompasiana lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun