Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Radio Riwayatmu Kini, Apa Kabar Nanti?

7 Desember 2022   13:07 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:13 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Radio dan saya

Radio dan kamu

apakah kita berkencan diudara? 

dimakcomblangi sang penyiar

diiringi lagu romansa yang bernada balad 

.

Radio dan kita

Kita dan Radio

tak pernah jadi satu satunya dimana kidung kesukaan terputar renyah

ada banyak kisah tentang suka, duka, lara, lucu yang dapat di ceritakan

.

Radio dan Waktu

tak lagi dibatasi jarak frekuensi, 

dipeluk aplikasi sampai terus bersuara tanpa takut tak tersentuh

Radio dan Waktu

pada siaran yang mengudara pada kisah kelana dari zaman ke zaman

bukan sekedar kesan yang panjang, kadang singkat tapi kan terekam dalam ingatan

.

Radio riwayatmu kini, Apa kabar nanti?

.

.

Senang rasanya jika mengulang waktu yang telah berlalu nyaris enam belas bahkan tujuh belas tahun dari artikel ini dibuat. Saat masa Sma adalah masa keemasan seorang pemuda kala itu, banyak hal warna warni menghampiri dan tentu mewarnai diri dan membekas di ingatan. Salah satunya adalah kirim salam melalui sms yang di bacakan di acara putar musik Rasuci FM Kuningan yang hadir mulai pukul tujuh malam sampai dua jam kedepan.

Saling berbalas kesan dari pesan seakan akan eksis di udara adalah hal hal yang menyenangkan, wara wiri mendengarkan lagu, maklum mp3 model ipod apalagi ponsel dengan pemutar musik kala itu masih lumayan mahal dan yang tersemat hanyalah aplikasi radio di ponsel. Sumpah nostalgia sekal, hanya butuh colok earphone radio bisa diakses.

Saat itu radio hanya untuk bersenang senang, bahagia sekali jika lagu yang di pinta akhinya terdengar karena telah diputar oleh sang penyiar, tetutama rasa senang berlipat jika pesannya juga dibacakan. Bahkan salam salam sayang yang alay buat gebetan atau pacar jika diingat ingat akan sedikit jijay yang gimana gitu ya hahhahahaha.

Radio juga menemani saya saat bekerja merantau ke Jakarta sebagai SPB sebiah toko penjualan ponsel, karena saat itu di gerai tempat kerja wajib pasang siaran radio tertentu, dikarenakan ada iklan toko disana. Setelah beralih kerja di minimarket bermerk CircleK, saluran radio wajib yang di putar adalah 101 Jak FM dan 98,7 gen FM pokoknya tidak boleh selain kedua stasiun radio kakak adik tersebut.

Selama saya masuk shift kerja pagi, saya akan selalu mendengarkan Sarapan Seru ROTI bareng bua bintang yang besar di Extravanza Kang Ronal Surapraja dan Teh Tike Priyatna Kusuma, bersama sesi seru Tauco alias tawaran Ngaco, dan saya sampai sekarang masih terngiang ngiang ada beberapa lagu parodi yang dinyanyikan. Lagu Parodi yaitu lagu terkenal yang di remake lucu ala P Project. Saya masih unduh lagunya di penyimpatan track mp3 lagu saya.

Dengan berkerja sambil mendengarkan radio tidak akan bosan tetapi malah makin semanga, terutama saat ditemani kedua penyiar pavorit. Sambil mendengarkan radio tidak akan membuat kita hilang fokus juga karena kita masih dapat menggunakan mata untuk memastikan pekerjaan kita, toh hanya telinga yang berperan dalam mendengarkan. Ajaibnya telainga kita, walau sambil mendengarkan radio atau musik maish bisa merefleksikan suara lain di sekitar kita. 

Jadi terkadang sambil melayani customer pernah sambil menahan senyum karena ada jokes alias becandaan yang lucu sekali, sampai si kostumer bertanya "kenapa mas?" saya hanya menjawab "enggak lucu aja yang di becandain penyiarnya". Seseru itu bersama radio. Juga informasi informasi yang tiba tiba aja disampaikan sehingga dapat masuk dan menambah wawasan, soalnya kan radio ada tema yang berbeda tiap harinya. 

Sebelum earphone menemani hari anda dengan musik musik dari aplikasi baik Spotify atau Youtube, sesungguhnya earphone telah menghantarkan suara dari lagu lagu, ceritaan penyiar dari radio saat perjalanan berkelana dengan transportasi umum. Dengan eraphon tertemple di kuping stasiun radio yang mantap dan frekuensi kuat dengan tudung hodi kita menembus kemacetan ibukota seakan tak peduli dengan kebisingan suara klakson neraka kemacetan. Walau harus tetap hati hati karena takut disangka budeg saking kerasnya volume karena bisa bahaya juga. 

Ya beberapa Radio kini telah tumbang, sebetulnya bukan hanya karena persaingan antara radio tetapi karena makin sedikitnya penggemar yang beralih ke media lain, podcast pada aplikasi yang di unduh pada ponsel yang hanya bermodal kuota internet bahkan bisa di unduh untuk mode luar jaringan sehingga bisa di dengar kapan saja. 

Saya termasuk bukan pendengar aktif radio lagi kini, jadi berfikir secara random ada sebanyakapa pendengar radio yang meninggalkannya, yang kadang kadang dan masih aktif mendengarkan kini? apakah akan banyak lagi brand brand stasiun radio yang akan berhenti mengudara?

Walaupu Radio tidak sepenuhnya berhenti di tempat dan pada hakekatnya tanpa kita sadari sesungguhnya radio pun telah berevolusi, dari mengudara juga memulai debut secara daring via aplikasi pendukungnya yang bisa menyapa lebih jauh dari frekuensi jaringan yang dimilikinya. Tetapi bagaimana radio bertahan adalah bagaimana cara yang asik dan membuat candu sehingga orang mulai mendengarkan, biasanya pengguna mobil terutama saat tidak jenuh sendiri atau stres lantaran macet di perjalanan. Semakin asik acara di bawakannya semakin dijadikan pilihan untuk didengarkan sebagai teman dalam perjalanan.

Apakah kamu masih mendengarkan Radio?ayo berbagi kisahmu juga di kompasiana sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun