aku memburu tawamu, yang renyah dan kriuk
berharap itu tercipta dari lelucon yang kusampaikan
seperti aku ingin memiliki senyummu yang manis
setelah rupa rupa merah muda penuh di ucapanku
seperti rona merah yang juga kemudian hadir di pipimu
entah kita akan jadi cabai dan garam dalam cobekÂ
atau asam garam yang berjumpa dalam belanga
.
.
kita adalah dua insah yang berjodoh untuk temu
pada titik persimpangan yang tak pernah kita duga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!