Sedekah beragam jenisnya bukan melulu hartayang berupa barang berharga baik benda maupun uang. Sedekah juga bisa berupa tenaga, berbagi ilmuan pengetahuan bahkan seulas senyum, kiranya hanya senyum saja sudah jadi sedekah paling mudah yang dapat kita kerjakan. Sedekah juga adalah sebuah sarana menjembatani si miskin dan si kaya, toh dalam apa yang kita miliki dijelaskan jika 2.5% nya adalah milik fakir miskin.
Sedekah dimulai dari lingkungan yang kecil hingga yang besar, maka manfaatnya akan lebih bermakna. Selain sebagai jalan untuk memajukan hubungan antara manusia dan manusia juga semata mengharap keridhaan Allah SWT. Berbagi pula haruslah mengutamakan tetangga yang paling dekat, jikalau keluarga kita jauh merekalah yang akan menolong kita terlebih dahulu.Â
Alasan ini agar sebagai manusia yang juga makhluk sosial kita dituntut tinggi tenggang rasa serta sikap slaing tolong menolong tentu dalam hal kebaikan.
Hukum dari bersedekah itu sendiri ada 4 yakniÂ
1, Wajib , dan dikatakan akan menjadi wajib dimana jika kita berjumpa dengan orang yang benar benar membutuhkan dan kita mampu membantu.Â
2, Sunnah dimana memang anjuran itu dilakukan saat kita telah terpenuhi semua kebutuhannya dan sudah mampu berbagi. Bersekahlah selagi kita ada kelebihan maupun sedikit.
3, Menjadi Makruh jikalau nyatanya apa yang kita beri hanya untuk penciraan serta apa yang kita beri tidak layak untuk digunakan atau dikonsumsi orang lain yang kita beri derma.
dan 4 menjadi Haram jika sedekah itu digunakan sebagai maksiat atau apa yang disedekahkan didapat melalui hasil dari hal hal yang melanggar hukum.Â
Seperti saya singgung pada artikel ini Beramal Itu Bukan Tekor Asal Kesohor, Â jikalau bersedekah itupula mestilah di perlihatkan kepada banyak orang, bukan dalam artian riya dan sombong tapi mengingatkan saudara saudara kita agar melakukan hal mulia ini, mengingatkan secara langsung jikalau sesungguhnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan berbagi di jalan Allah SWT.
Tipsnya jadilah baik tanpa perlu riya contoh dalam waktu Jumatan adakalanya kotak amal berjalan dari satu jamaah ke jamaah lainnya, kita bisa terang terangan memasukan uang walau agar tak di kira riya kita tutup nominalnya.
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39).
Bersedekahpun harus tahu dahulu kondisi kita, dimana kita jangan sampai memaksakan untuk berbagi padahal kita sendiri tidak memiliki Jangan tekor asal kesohor.Â
Cukupkanlah diri kita dahulu baru kemudian berbagi, jika diri kita masuk level pas pasan berbagilah dengan cara yang lain.
Apalagi jika bersedekah dimasa ini saat bulan Ramadan, yang mana sangatlah tinggi nilai pahalanya, yuk mari saya list bagaimana kita memanfaatkan apa yang kita punya.Â
Contohlah jika dapat uang gaji atau rejeki janganlah pelit untuk sekedar mengisi kotak amal di mesjid, sesungguhnya memakmurkan mesjid itu pahalanya besar, tidak perlu besar besar seribu dua ribupun akan jadi manfaat tidak hanya didunia tapi diakhirat kelak. Bisa juga kita rutin menzakatkan harta kita kepda badan amil zakat.
Saya lebih memilih bersedekah via kotak amal mesjid lantaran terbuka dan jelas uang digunakan untuk apa, baik dari segi pengeluaran masjid, uang marabot, kebersihan, listrik dan sebagainya. Bahkan jika ada sisa digunakan untuk keperluan umat sekitar
alasan saya kurang suka dengan kotak amal pesantren atau yayasan apalah itu, karena sesungguhnya kita tidak tahu bagaimana uang itu digunakan, bukan saya suudzon tapi tingkat penipuan yang mengatas-namakan kegiatan ini cukup besar resikonya.
Jangan sekalipun kita memberi uang kepada pengemis bukan semua tapi pilih pilihlah, karena nyatanya sebagian pengemis adalah pekerjaan untuk penghasilan. Miris memang tapi begitulah nyatanya dari hidup mengemis buktinya beragam kebutuhan mereka tercukupi, jadi baiknya berikan saja pada pemulung atau belanjakan pada tukang kanebo atau lem pinggir jalan itu jauh lebih berkah.Â
Mereka saja maish mau berusaha mengapa kita tidak sedikit mengpareasikannya?
Bahkan kemarin teman saya dan yang memberi makanan malah ngomel ngomel karena uang lebih diutamakan. Akhirnya saya jadi tidak respek.Â
Alasan utama tidak asal berbagi adalah karena semua orang kala ini punya orientasi yang berbeda dan sebagian besar tentu jawabannya adalah uang. Jadi kedepan berbagi lebih sering ke tempat pemukiman kurang mampu daripada pengemis, setidaknya mereka tidak punya tapi tidak menolak pemberian kita dan dengan senang hati menerima.
Hal yang kurang saya suka lagi adalah beberapa waktu belakangan sering kali terlihat badut badut yang mengandeng anak anak kecil seperti mencari simpati, berjalan perlahan seolah olah belum makan, saya jujur agak kecewa jadinya bukannya ada perasaan kasihn malah saya merasa tidak layak orang demikian itu dibantu.Â
Berbagai cara untuk membuat orang terenyuh dibuat buat, ya mungkin tidak semua tapi nyatanya banyak bertebaran di luar sana.
Menjelang lebaran seperti barusan saya dari pasar kelapa dua ke rumah pulang pergi setidaknya saya meneukan orang orang dengan anaknya baik dengan gerobak atau bawa gembolan lagi lagi dengan anak anak bukan satu atau dua tapi saya hitung sampai 8 di arah jalan kurang lebih 500 meter.Â
Maka dari itu kedepan berbagi dengan lembaga yang jelas kemana arah apa yang kita beri digunakan.Â
Maka dari itu sesuai judul kitapun berbuat baik dengan bersedkah harulah pilih pilih, lihat apakah yang kita beri itu orang yang pantas dan memang membutuhkan, bukan orang orang yang memanfaatkan momen dengan kebaikan ornag lain semata. Pilih pilih karena beberapa orang di besarkan dengan budaya berbohong untuk menarik simpati.Â
Tidak ada yang salah dengan berbaginya itu tapi yang kurang tepat adalah penerimanya tersebut.
Jangan mudah kasihan dan usahakan tiap memberi kita iringi dengan doa agar keberkahan selalu menyertai dan semoga ketulusan ini memberikan kita rasa lebih dekat kepada Allah SWT.Â
Ingatlah berbagi pada komunitas yang resmi dan sudah jelas penggunaan apa yang kita beri, semisal Badan amil zakat, panti asuhan, pantai sosial dan lingkungan yang orang orangnya jelas kurang mampu secara finansial. Bukan semata mata pengemis pinggir jalan atau yang bergerak dalam kostum badut dengan anak anak kecil.
Oh ya menjelang akhir bulan Ramadan ini pun tak lupa telah melakukan zakat fitrah, saya selalu ada kebiasaan berfitrah dua kali satu di perantauan di Tangerang sini sebelum sebelumnya saat tinggal diJakarta tentu disana, satu lagi di kampung halaman Kuningan Jawa Barat.Â
Bukan niat riya tapi teringat ajaran Almarhum Ayahanda jikalau zakat disini memberi ketulusan di lahan yang menyediakan kamu kerja dan sedekah di kampung halaman sama dengan memberi ketulusan pada waktu kamu belum memiliki apa apa.
Jadilah baik dari dalam hati agar selalu terpatri dan selalu mendahulukan berbagi dan semoga dimudahkan jalan kita untuk lebih banyak berbagi di jalan Allah SWT agar diberi kemudahan dalam menggapai rejeki nya dan dalam sebaik baiknya memanfaatkan apa yang kita dapatkan dan berikan kemudian
Salam super Salam Semangat
27 April 2022
Pakulonan Barat, Kelapa Dua - Tangerang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H